11 Jul 2011

1st Moment

Salah satu moment paling luar biasa yang pernah aku alami sepanjang hidup adalah “kehamilan pertama” ku. Sungguh moment ini secara keseluruhan telah mengubah sudut pandangku tentang manusia, mengubah caraku menyikapi semua orang. Aku merasa menjadi manusia yang sempurna, ini salah satu tonggak  yang membuat aku merasa menjadi manusia dewasa. Saat dimana aku 'harus' memaksa diriku  menjadi pribadi lebih kuat dan harus menjadi manusia super.

Diusia kehamilan masuk bulan ke-2, aku dan suami sudah mengimani bahwa anak yang akan lahir ini adalah perempuan. Aku bahkan sudah memilihkan sebuah nama, Jean. Nama itu mengingatkan aku pada tokoh manusia keturuan kera yang mencoba beradapasi dengan manusia metropolitan, atau Jean, wanita pintar teman Tarzan. Pada satu waktu kami juga terkagum-kagum pada salah satu bintang India Manisha Koirola dalam salah satu filmnya dia hadir dengan rambut ikalnya yang bagus.
Jadi pada usia kehamilah 3 bulan, semua popok dan bajunya sudah aku tulisakan JN. Kebetulan kami tidak punya pantangan, saat ada sedikit rejeki buru-buru kami alokasikan untuk kebutuhan calon bayi. Semua dengan keyakinan penuh,,,

Masuk bulan ke-4, seakan lupalah aku dengan semua kepahitan hidup sebagai perempuan yang menikah diusia muda. Lupa jugalah aku dengan jalan-jalan menuju pernikahan yang memang tidak enak untuk diingat. Inilah saat dimana aku mulai merasa bahwa betapa luar biasanya ciptaan Tuhan itu. Betapa hebatnya menjadi perempuan. Dibulan-bulan ini mulailah perutku bergerak-gerak. 

Dan kebetulan bayi pertama ku ini sangat aktif, jadi dalam setiap kesempatan aku seoalah-olah sedang bermain dengan mainan baru. Tambah bulan, tambah aktiflah bayi ini. Dimulai bayi ini sering bergerak, aku tidak henti-hentinya menghitung keajaiban Tuhan, kehebatan manusia dan kenikmatan hamil.

Hal yang paling aku ilhami adalah, bagaimana Tuhan akan mempercayakan seorang nyawa kepadaku. Bagaimana seorang bayi lemah dan tak berdaya akan menaruh kehidupanya diatas pundakku. Mengingatnya membuatku bangga menjadi wanita, merasa sempurna sebagai manusia sosial. 

Setiap detak juantungnya membuatku menghitung hari dengan rasa berharga, setiap gerakanya diperutku membuatku merasa menjadi manusia paling beruntung didunia. Aku tidak terlalu pusing dengan ukuran kontakan yang Cuma 3x4meter tanpa plafon. Udara yang pengap, panas dan antrian pada WC umum. Gerakan-gerakan bayi ini selalu menjadi pompa energi yang hebat buatku.  Every single day is a bless because of this baby.

Finally, minggu pertama di awal December 1999.
Melihat bayi merah 3,7kg dengan panjang 53cm, membuatku merinding luar biasa.   Ya… Tuhan, begitu sucinya semua manusia ketika lahir, betapa sempurnanya ciptaan Tuhan. Pikirku kemudian, inilah yang disebut “semua manusia adalah sama dimata Tuhan”. Suaranya, desahannya, tangisnya seoalah menjadi remote baru bagi otak dan perasaanku. Bagaimana bisa ya, manusia melukai hati manusia, bagaimana bisa seorang perempuan membuang bayinya, bagaimana bisa ibu-ibu membiarkan anaknya menggembel dijalan.


Aku merasa menjadi manusia yang jauh lebih empaty dengan orang lain dan sekeliling karena kelahiran bayi pertamaku. Aku merasa bisa melihat seorang tukang becak adalah sama dengan bapak menteri yang muncul di tivi. Aku seolah merasakan luka dan kesedihan para ibu yang kehilangan anak-nanknya, sekarang aku menjadi manusia cengeng yang berperasaan.

Aku mendadak mengerti perasaan bapak ku 100%, aku mulai merasakan ketakutan orang tua, kekhawatiran yang sering kali kurang beralasan. Aku mulai menata pikiran dan hidup untuk menjadi model yang baik bagi bayiku.. Aku mencintai hidup, karena bayiku memberikan sejuta alasan untuk menikmati hidup…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar