20 Okt 2011

Tattoo dan 25 tahun

Aku suka tattoo sejak SD, bahkan sebelum tattoo dianggap sebagai sebuah  seni mengambar ditubuh. Bahkan sejak tattoo masih dianggap sebagi stiker orang jahat, bahkan waktu tattoo masih di cap sebagai identitas preman atau orang yang pernah masuk penjara. 

Justru aku suka karena kesan ‘garang’nya itu, dulu sering aku membayangkan bagaimana kalu aku punya tattoo tapi kemudian orang melihatku sebagai just a good guy, isn’t it cool…

Orang pertama yang kukenal baik bertattoo adalah bapak. Ada gambar lambang burung garuda menghadap kanan full dipunggungnya dan gambar tengkorak dipaha kanannya. Kami bukan tipikal keluarga Cemara yang akan berkisah mengenai asal-usul si tattoo kenapa bisa menempel ditubuh bapak, no we are not... So sampai hari ini kami tidak tau pasti, karena apakah gerangan bapak kami bisa bertatoo. 

Walau pernah juga dengar isunya  -upah kenakalan masa mudanya-.. katanya. Tapi bapak bukan tipe orang yang akan sok jeger dengan tattoonya. Biasanya orang lebih takut sama bapak karena suaranya. Juga bapak tidak pernah besikap seolah-olah tattoonya itu tameng untuk menakuti atau bahkan pamer. 

Kami sudah semakin besar ketika sadar kalau ada tattoo tambahan di paha kanan bapak.. Dan anak-anak muda wilayah kami sampai mengelari bapak dengan panggilan “pak Garuda”, karena kecuekan bapak dengan tattoonya (hobby topless cuy….) hehehe…  

Dalam setiap percakapan sering kusisipkan keinginan tentang tattoo. Yaps, ada yang memandang dengan sinis, aneh, norak, sok-sokan sampai ugal-ugalan. Tapi, sedikitpun ini tidak menciutkan keinginanku soal tattoo. Sempat terucap dihati kecil ku, Tuhan aku mau punya suami yang bertatto, entah waktu itu maksud dan muasalnya apa, aku hanya sadar kalau aku suka tattoo, dan pria bertatoo nampak meyeramkan –nah lho… hehehe—

Tiffany adalah artis perempuan pertama yang kukagumi tattonya. Tatoo bergambar mawar kecil di pergelangan tangan dan bintang (atau apa ya,,agak-agak lupa) ditengkuk lehernya. Dan gaya seperti itu yang aku inginkan, no need to show up. Karena walau bagaimanapun juga yang namanya tattoo cepat atau lambat akan kelihatan orang kok. 

Aku masih SMP waktu aku tau seorang teman bertattoo mawar bertangkai di payudara kanan dan di pahanya, waw.. Kekagumanku terus menghadirkan keusilan. Iya setiap kali dia datang setiap itu pula ku paksa dia memperlihatkan kedua tattoo ‘cantik’ itu, hohoho… Kisah tattoo temanku ini berakhir tragis, menikah dengan pria yang levelnya jauh diatasnya memaksanya untuk mengahapus tattoo itu dengan api, karena sang mertua marah sangat sekali…

Tattoo yang aku inginkan juga bukan yang dibuat diatas bokong, lalu dengan sengaja mengenakan celana pinggul dan baju mengantung agar “tanpa sengaja” terlihatlah tattoo itu. Atau dibuat di atas leher lalau memakai pakaian yang berleher rendah lalu memepertontonkan tato nya "tanpa sengaja". Sorry, tanpa bermaksud menjadi sinis dengan pemilik, -khususnya wanita- tattoo yang demikian. 

Karena buat aku tattoo adalah ekspresi diri, gambar diri dari sisi diri yang lain. Nyeni tapi bukan buat tontonan orang. Dan prinsip aku... kalaupun harus terlihat orang biarlah itu sebuah pemandangan yang meragukan, bikin penasaran, pengen diintip dan dipertanyakan langsung.

Satu hal lagi yang kupelajari soal tattoo, it’s an addict. Tattoo hampir sama dengan candu, ketika kamu punya 1 kamu akan menginkan 1 lagi ditempat yang lain, dan kemudian kami akan menginginkan gambar yang lain,, tapi semuanya tentang ‘menambah dan menambah lagi’… 

Bukan hal yang istimewa kalau kemudian suamiku orang bertatoo.Buat aku secara pribadi, menyenangkan saja melihat orang lain akan melihat dia seorang bapak imut dengan tubuh kecil tapi tattoonya setengah badan, dan keistimewaan suamiku lagi dia permisif dengan tattoo padahal dia anti istrinya dijamah orang. Hohoho...

2008 October. Jam 7 malam suamiku membawaku ke Sunter. Ternyata dia bermaksud menghadiahkan aku tattoo. Tahun 1999 memang kami pernah iseng merajah dengan tinta China, tidak ada gambar hanya saja corengan hurup C tebal yang sebesar kuku itu terlanjur melintang dipaha kananku. 

2004 dengan alat manual kami menoreh tulisan China (katanya siy artinya I love You) dipinggang kananku,,, dan tattoo mawar di tahun 2008 itu menutup coretan C dipaha kanan…

Buat aku, tattoo dan karakter adalah 2 hal yang berbeda. Kecuali sejak awal memang tattoo itu dmaksudkan untuk jadi tontonan. Tapi buat aku dan suami tattoo adalah seni keindahan, memory, kenangan, hadiah dan ekspresi kesukaan. 

Dan kami tidak menutup mata ketika anak-anak juga mulai latah mencoret-coret dengan pulpen, bahkan meminta dirajah.. Entah ini iseng atau karena mencontoh. Okey kataku dan suami. Seperti dulu aku terkagum-kagum dengan tattoo bapak  ini suatu hal yang wajar hanya tinggal bagaimana kami menyikapinya. 
Maka aku dan suami punya deal dengan anak-anak, banyak hal boleh dilakukan ketika usia 25 tahun. Dan salah satunya adalah tattoo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar