28 Des 2011

Kasihani aku,,,


Pernah merasa dikasihani?? I just been there tapi sumpah ajah gak paham dengan maksudnya. Seorang teman menasihatiku dengan “bijaksananya”.. kasihan elu dengan segala pemikiran elu, karena tidak semua orang bisa menerimanya”… hening, diotak banyak mikir dan dalih tapi apa daya.. I am the victim here, so berusaha menahan perasaan aja.. tidak boleh ada kemarahan, pelajaran terakhir aku selama ‘dalam masa keterasingan’ adalah just listen deh daripada pura-pura  didengar, nanti malah jadi boomerang sendiri. #fuiiihhh

Alicia Keys bilang gini :
Some people live for the fortune
Some people live just for the fame
Some people live for the power, yeah
Some people live just to play the game
Some people think that the physical things
Define what's within
And I've been there before
But that life's a bore
So full of the superficial

Maka menurut aku tidak ada yang salah dengan pemikiran orang tidak ada yang salah dengan konsep pandangan  orang, kalaupun –mungkin ada kesalahan- barangkali dicara penyampaianya. Tapi ketika aku suka berbicara dan membagikan ‘keterbukaan’ yang aku tau, aku tidak merasa ini kesalahan. Khan memang tidak ada niatan untuk memaksakan kehendak, prinsipku adalah sound your soul, teriakan apa maumu, serukan apa suara hatimu walau kenyataan tidak akan selalu berpihak padamu, dan aku sendiri sering kok merasakan diposisi ini, malah sangat-sangat sering menghadapi complain yang berakhir TANPA PENYELESAIAN. It’s doesn’t matter BUT I DON’T LIKE IT.. tapi paling tidak aku sudah menyampaikan apa yang mengganggu diotakku. Finish, done. Kalu ada macam manusia yang lebih suka bermain “belakang” demi kenyamanan aku juga gak bisa bilang dia salah, satu hal yang pasti IT’S NOT MY STYLE, dan tidak ada yang perlu dikasihani dengan ‘gayung tak bersambut’  malah yang sekarang ngetrend  ‘goyang gayung’,  hehehe…

Suatu kali karena acara di TV aku dan mama berdebat, dia benci ½ mati dengan segala aksi demo dan konfrontasi, dia tidak suka dengan komentar-komentar opposite kepada para penguasa Negara ini, menurut mamaku “hidup engga usah dibikin susah”… tapi pandangan kami berbeda 180° -aku memang tidak dibesarkan dengan karakter untuk menjadi oposisi, tapi entah kenapa it’s just in my blood- aku tidak suka posisi nyaman sendiri, aku tidak suka pura-pura tenang, aku tidak suka bentuk-bentuk ketidak adilan yang menjurus ke konyol dan pembodohan massal. 

Akan  tetapi pada dunia nyata aku sadar Hidup lebih sering tidak adil, hidup banyak mempertontonkan kebohongan dan aku bukan Tuhan atau -Bruce Almighty mungkin,hmmm- yang diberi kesempatan untuk ‘mengubah dunia sesuai selera’ untuk sesaat… I realize that so much, a lot. Aku sadari semuanya, tapi ini tidak akan menghentikan aku dari menyuarakan apa yang menurutku layak dibagikan.

Apa yang layak dibagikan: toleransi adalah hal paling utama yang aku sukai dalam statusku sebagai WNI, perbedaan agama, ras dan suku tidak seharusnya mengkotak-kotak manusia dalam zona nya sendiri. Peraturan adalah suatu ikatan yang sering menjadi jerat bagi pembuatnya, berlaku untuk anda tapi tidak untuk saya,halaah… beberapa hal gak penting tapi aku suka membagikanya pada banyak orang... life is about you not your look, persamaan hak dan kewajiban, manusia sebagai mahluk social. 

Beberapa orang yang kenal aku mungkin terbiasa dengan ‘pengaruh-pengaruh’ seperti ini, walau sebenarnya maksud hati bukan untuk mempengaruhi (tapi makna kata influence memang mempengaruhi, so anggaplah demikian) -maksudku mulanya lebih ke share my mind-.

Beberapa orang hidup dengan memikirkan penampilanya, beberapa orang pusing dengan merk-merk yang bertebaran demi gaya semata, berapa perduli hanya terhadap keluarganya, beberapa memikirkan orang lain tanpa tau alasanya, beberapa hidup untuk golonganya saja, beberapa hidup tanpa misi dan visi, dan banyak pemikiran-pemikiran lainnya. Aku akan  bilang model ginian kurang bagus, dan mulutku akan gatal untuk ‘mempengaruhi model ini” tapi apakah kemudian mereka berubah??? Engga juga lah,,, dan apakah perlu mengasihaniku untuk ‘penolakan’ itu,, engga perlu juga kaleee… Itu sudut pandang mereka, ini sudut pandang aku, engga ketemu ya wajar toh.. walau secara manusia aku pasti berharap ‘selalu diterima’,, tapi aku sadar INI BUKAN SITKOM, tik-tik-boom... dalam sekejap (karena takut) semua nurut... hadehhh

lalu apa gunanya berkomentar?? SHARE MY MINDS,,, berbagi otak, hehehe!! Toh aku bukan tipe polisi moral yang “menasehati” sambil mengancam dengan mengayun-ayunkan parang, atau sembari menarik kerah baju lawan atau kemudian mengintimidasi atau mengancam dengan bentuk lainnya. 

Kalau kemudian ada kekecewaan dan kemarahan diantara ‘gap perbedaan’ itu aku cukup maklum kok, semua orang boleh kesal, seperti aku kesal aku tau orang lain juga bisa kesal. Karena hidup bukan aturan aku, hidup bukan hanya milik aku,, sebagai manusia hidup aku hanya suka menyuarakan suara yang datang dari pikiran aku... hanya itu sebenarnya!!

But most of all, si teman tetap mengajarkan aku banyak hal, ada pepatah yang bilang: belang hidup dengan belang, totol hidup dengan totol, garis hidup dengan garis (lihat film George of the jungle) atau malah di acara Ricky Lake show kalimatnya lebih ekstrim lagi: anjing hidup dengan anjing, babi hidup dengan babi… 

Aku terlalu sering terperangkap dalam kalimat  “teman  tidak mungkin berdusta”, aku terlalu sering enjoy dengan lingkungan  karena aku merasa ‘sudah tinggal dengan sejenis’, ketika kita memberikan kejujuran maka yang datang adalah kebenaran, ternyata aku salah. Kenyataannya dunia lebih banyak mempertontokan kebohongan, dunia lebih menikmati kenyamanan daripada perasaan. Dan kejujuran lebih sering membuahkan kebohongan yang lainnya.

Dan aku baru sadar, ternyata aku jenis yang berbeda, aku adalah kuda yang tersesat diantara para zebra, aku lebih mirip macan sakit diantara wilderbeast yang lapar. Bukan penolakan yang aku sesali tapi kebohongan yang lebih menyakitkan.  Kemudian aku mengasihani diriku sendiri, bukan karena pemikiran dan sudut pandangku tapi lebih ke kebodohan yang tidak menyadari bahwa “aku spesies yang bebeda” dari mereka, dan bertahun-tahun aku hidup dalam kebanggaan “menjadi bagian dari mereka”... berbulan-bulan dalam pencaharian “keinginan mereka”…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar