13 Mar 2012

"Anak Angkat" Rano Karno

 Sebagai remaja tahun 90-an, nama Rano Karno begitu melekat kuat dihati dan kepala saya. Selain aktingnya yang brilliant. Wajahnya yang ganteng abis (tentu… pada masa itu), juga latar belakang kehidupannya sebagai artis besar yang nyaris tidak pernah terseret masalah ‘aneh-aneh’ membuat saya dan keluarga begitu mengaguminya. Majunya beliaupun di kancah perpolitikan tidak menunjukan gelagat banting stir atau cari popularitas semata, disaat usinya tidak lagi muda dan mulai tergeser namanya sebagai actor kenamaan.

Beberapa hari ini, kita digemparkan dengan kasus narkoba yang melibatkan anak seorang pejabat. Begitu media membuat headline.  Terlihat hobah bin heboh. Tidak terlalu lama kemudian nama Rano Karno tercuat. Bukan karena urusan politiknya. Tetapi, ternyata eh ternyata anak pejabat yang dimaksud ini adalah anak (angkatnya) si bang Doel, Rano Karno. Artis kesukaan saya itu.

Kasus ini begitu ringan dan enak diikuti (menurut saya lho). Anak yang dimaksud tidak terlihat berkelit, bersembunyi juga menafik ceritanya. Berita yang tertulis di koran dan terlihat di tivi/internet  juga  menyampaikan berita yang sama. Yap, dia memang pemesannya dan dia pesan dari orang Malaysia. 
Dan yang luar biasanya lagi, bang Doel dengan lapang dada segera unjuk muka dan mohon maaf kepada rakyat dan juga si anak. Simple dan pendek ya? tidak seperti berita-berita lainya yang bikin kita eneq, mabok tapi penasaran tapi emosi. Saling lempar statement dan putar balik kalimat.

Terlepas soal ‘legowo’-nya seorang Rano Karno dan khilafnya seorang RW. Sebagai pemirsa tivi dan segala macam media, saya sangat terganggu dengan kalimat “anak angkat” yang selalu saja disisipkan setiap kali berita ini diangkat.

Ayolah dunia!!! Kalimat “anak angkat” itu bukan sekedar statement “sesuatu” atau “alhamdulilah” yang menambah rasa (lebay) dalam berita. Kalimat anak angkat ini hanya menambah beban dikedua belah pihak. Rano Karno seperti mempertontonkan lakon sejatinya, sebagai lelaki yang tidak bisa punya anak. Si anak pun diobok-obok dengan kesalahanya dan “takdir”nya sebagai anak angkat.

Lalu, apa hubunganya gitu lho dengan narkoba ini??? Anak angkat yang tidak tau diri? Sekali lagi semua hanyalah opini saya, sebagai orang kampung yang biasa mendengar rumpian ibu-ibu dipagi hari sampai malam menutup hari. Tapi kalimat "anak angkat" itu memang seperti menggiring kami untuk mengucapkan kalimat itu. Padahal tidak kalah banyak anak-anak kandung yang kecanduanya lebih parah. Lalu koneksinya dimana??

Sebagai sebagai seorang ibu yang kebetulan saya memperanakan 3 orang anak. Hal ini sangat menyakitkan ketika seseorang kembali digedor-gedor dengan ‘kelemahan’nya yang ‘emang sudah dari sananya’. Anak angkat Rano Karno, bapak angkat, anak adopsi pejabat… apa sih??

Kenapa masalah ‘narkoba’ ini harus dilebarkan ke masalah jiwa. Kita taulah kalau pengakuan itu adalah harga tinggi yang diinginkan manusia sebagai mahluk hidup, mahluk social. Ketika nilai ‘pengakuan’ itu di sanding dengan masalah yang lain, ini khan tambah menyakitkan sekali. 

Jadi menurut saya, hai awak media “hentikan penggunaan kalimat ‘anak angkat’ ini". Mari bombardier kehidupan si RW sebagai anak muda yang khilaf dan terjerumus narkoba. Jangan ungkit ‘luka batin’nya sebagai anak angkat menjadi bahan pemberitaan utamanya, demi penambah rasa nama besar seorang Rano Karno.  

4 komentar:

  1. May..saya sangat terganggu bangat, kononnya saya jadi berfikir,dan teringat waktu saya lagi ngobrok kepada sorang ibu yg sdh 16 tahun menikah dan waktu itu saya bilang, tante gk ada niat untuk angkat anak?? kebetulan saya ada niat,dia bilang kita harus siap,karna dia py saudara angkat anak ternyata akhirnya anak ini membuat orangtua angkatnya menanggung malu tp, beliau bilang tp tdk semuanya anak angkat begitu, intinya kita harus bisa menerima apa pun akibatnya...nah sekrg dengan kata "anak angkat ini....saya jadi befikir 2 kale....deh...

    BalasHapus
  2. jangan dunk say. Khan dah gue bilang diatas: ini bukan masalah adopsi apa bukan tapi karakter. nah hati2 sama muntap 'anak angkat', itu yg sebenarnya bikin anak luka batin trus bikin ulah. Maunya kalu punya anak adopsi harus siap mental diomonin sama jujur sama anaknya, gimanapun caranya. Thanks ya sudah mampir :*

    BalasHapus
  3. blognya mantap, kelihatan suka baca dan menulis

    salam kenal

    www.latteung.wordpress.com

    BalasHapus
  4. Salam kenal ito, silahkan sering-sering mampir :p, hehehe

    BalasHapus