2 Mar 2012

Inspirasinya = Iri dan GR...


Keputusan gue untuk kuliah waktu itu emang bukan sekedar sekelebat wangsit yang turun dari langit. Walaupun gue akuin kemungkinan itu juga menambah kuat rasa itu, ceile,,, hehehe. Diawalai dengan ke-iri-an gue akan semangat seorang rekan kerja yang kelewat loyal, juga ke-GR-an gue atas pujian seorang teman yang rada slank-ean. 

Setia kok kelewatan?? beneran dech, dia tuh seorang pria matang yang kelewat loyal dalam bidangnya. Dia sudah bekerja diperusahaan ini sejak 10 tahun lalu bahkan lebih. Dengan segala keloyalannya, dialah manusia paling simple dan pasrah. Walau berkesan kasar sangat, tapi menurut gue dia lebih tepat ke bl**n :-). Hehehe, tidak bermaksud menyakiti hanya tidak tahan untuk tidak ngucap kalimat itu,,, B-)  

Dengan bekal pengetahuan akan produk yang sudah diatas rata-rata, karena dalam banyak hal dia jauh lebih tau soal produk kami daripada para engineering, bahkan manusia-manusia dengan status Quality man. Entah ini ke-lebay-an gue mengungkapkan atau emang kenyataan. Yang pasti menurut gue… dengan segala kecakapannya itu, semestinya akan sangat  mudah bagi kawan ini untuk hengkang dari perusahaan kami. Lagi pula jabatanya juga gak ada peningkatan, tapi entah kenapa dia loyal banget dan selalu bilang takut untuk mencoba di tempat lain.

Oh ya… setau gue, dan sepengalaman gue. Di perusahan kami ini gak ada tuh yang namanya naik jabatan. Makanya waktu gua denger si kawan ini kuliah, gue kok amazing abis ya… ”What for?” tanya gue dengan semangat dan berharap dia menjawab “mau cari kerjaan lain”. Hehehe, iye emang sih, gue lumayan rusuh demi ngeliat kerajinan dia yang gak pernah dihargai perusahaan.  Hmmm,,,
Balik ke pertanyaan cuy…  lalu jawab dia, “tambah pengetahuan lah mba”. HAHH!! batin gue, penting gak sih nambah pengetahuan lagi,  padahal loe  sudah sangat kompeten bin ngelotok dengan dunia kerja loe, dan loe juga gak niat mencari pekerjaan lainnya!.  Hmmm,,,

So what for , nambahin ilmu tapi gak bisa naik jabatan??  Halloooo,,,  gue sih sampe sekarang masing terkesal-kesal eh salah dink… maksudnya terheran-heran dengan keinginannya yang mulia, tapi sayang perusahaan sama sekali tidak pernah perduli… :p.

Akan tetapi kemudian kok gue malah merasa iri dengan pemikirannya yang tulus, dan terbakar dengan semangatnya. Maka dengan segala kerendahan hati, gue akan menyebut namanya sebagai salah seorang yang menginspirasi gue untuk melanjutkan kuliah diusia yang tidak lagi muda.

Adalah seorang teman lain yang kelihatan sangat slank-ean tapi sebenarnya idealis. Semakin berteman dengannya, gue sering semakin takut dengan pemikiranya. Dimana dia bisa bercanda sambil tetep menyelipkan pesan yang universal dalam kata-katanya. Dalam segala kekonyolanya, gue semakin tau kalau teman satu ini beneran smart secara umum. Dan dari sekian banyak pertemanan gue, dia salah satu yang gue angkat jempol tinggi-tinggi. Serius man!!…

Dia benar-benar bisa mengimbangi ketika kita berbicara SARA, bisa menimpali ketika melihat berita politik dan komentarnya tepat menurut gue, dia juga cerdas menanggapi setiap argumentasi, bahkan dengan orang yang ‘tidak tersentuh’ sekalipun.  Jawabanya diplomatis, cerdik dan sedikit terkesan bodoh. Tapi sebagai seorang ‘pengamat’… am I?? hahaha. Gue lebih suka menyebut dia kritis, hmm,,,   hampir sama lah dengan gue. Tapi menurut gue,  ketenangannya dan kecerdikanya membuat dia  terlihat jauh lebih cerdas.

Adalah juga teman  ini yang sering memuji gue, jujur sering gue ragu sama komentar dia, apa emang muji atau cuma sekedar pelipur lara. Hahaha,,, Masa bodoh, yang jelas dia sering mengagumi bahasa inggris dan keberanian gue. Dan sampai hari ini sih, itu semua gue tanggapi sebagai pujian :p. 

Gue sering curhat soal kegagalan gue dalam melamar pekerjaan gara-gara gue cuma lulusan SMA. Suatu waktu dia pernah nyeletuk “ya kuliah aja bu..”. Dia tuh kalau manggil orang sopan banget, ibu. Hohoho… padahal umur dia beberapa tahun diatas gue. “Sayang kepintaran ibu jadi tidak kelihatan” timpalnya lagi... Serius, gue gak yakin kalau ini pujian apa lebay-nya dia. Yang jelas, ucapan seorang Galih Hidayat cukup menambah suntikan semangat soal kuliah kepada seorang Mawar, yang sebenarnya sempat terbersit demi melihat kesahajaan seorang Ilyas Djohar.

Boleh percaya boleh engga, God knows that somehow somewhere.. they already inspired me  a lot  to take a college in 2007. Thanks guys,,, :-).

1 komentar:

  1. trus nama gw kog gk ada may...he hehe...btw..gimana kuliah mu dah selesai blm??

    BalasHapus