Semua orang pasti familiar dengan nama Bung Karno
karena sejak SD sudah terbiasa membaca nama beliau, juga mengetahui track
record perjalannaya dalam pelajaran sejarah. Di pertengangahan tahun 90-an
sejak duduk di bangku SMEA aku aktif dikegiatan Pramuka, aku cukup merasa kalau
kegiatan ini sedikit banyak lebih menumbuhkan rasa nasionalisku yang memang
sudah ada. Pengertian aku antara nasionalisme dan setuju dengan pemerintahan
adalah dua hal yang sama sekali berbeda, apapun itu aku cukup merasa menjadi
anak muda yang cinta tanah air #ayo
Indonesia#.
Nama Bung Karno kemudian tidak hanya menjadi tokoh yang aku baca dibuku pelajaran sekolah, dari
beberapa kakak-kakak pramuka (pastinya yang sudah sangat senior) sering aku
mendengar kisah tentang “charisma” seorang Soekarno. Inilah pertama kalinya aku
mengerti konotasi lain dari “pribadi yang menarik perhatian” sama dengan charisma
karna yang aku tau selama ini adalah gereja karismatik (bada banget khan
maknanya..). Menurut cerita -karna mereka juga pasti dapat dari orangtua atau
para eyang-, katanya: pada jaman itu setiap kali bung Karno berpidato semua
rakyat akan segera menghentikan kegiatanya –yach, semua percakapan dan diskusi
akan dibreak untuk sesaat, tepat
seperti gambaran film-film-. Beliau juga memang tipikal down to earth, biasa bertegur sapa dengan semua lapisan masyarakat
yang kebetulan dijumpainya, entah itu tukang becak, petani, politisikah... he just a humble person. Kurang lebih demikianlah
cerita ini aku terima, dan kemudian aku terpikat dengan kalimat Bung
Karno adalah Pribadi yang memiliki charisma
tinggi.
Kalau kemudian di era reformasi ini banyak
berita-berita yang dipoles dan terbentuk menjadi sebuah opini akan kegagalan
seorang Soekarno, kok ya I don’t really believe
it actually, kisah bagaimana kharismatiknya seorang Seokarno terlanjur
tersimpan manis di salah satu ruang hatiku…#hadeh bahasanya..hihihi#. Keberanianya
dengan slogan “ganyang Malaysia”, idenya dengan bangunan-bangunan vital yang
sampai sekarang masih akan dikenang bangsa ini sebagai warisan idenya Soekarno,
pidatonya di PBB, idealismenya menentang Amerika (aku 100% pencinta Amerika
lho..piss), keberaniannya keluar masuk PBB, berargument dan berorasi dihadapan
banyak negara (yang jaman sekarang ini menurut aku bangsa kita seolah-olah
dibawah derajat mereka) dengan dada yang membusung dan lengan yang teracung
–melihat di file tivi siy begitu- padahal kita masih Negara baru merdeka,
sekalipun aku tidak pernah secara Pribadi membaca biografi beliau. Aku lebih
suka menilai beliau dengan cara yang sederhana, dari kisah yang kudengar dari
senior –yang menurutku waktu itu -Pramuka tidak mungkin bohong- dan apa yang
sejarah sudah buktikan melalui film documenter.
Menitik airmata ini melihat kegagahan beliau yang tidak
umbar senyum tapi tidak jaim di kancah politik internasional, darah nasionalistku
akan membuncah dan berkatai “oh God,
sungguhkan bangsaku pernah segagah ini?”
Sampai hari ini dan detik ini, aku masih penasaran ke-kharismatkan-
seorang bung Karno, masih terus mencari dimanakah, disiapakah dan bilamanakah charisma
yang anggun itu bisa aku plagiat. Dan
nama Soekarno -walaupun biografinya tidak aku pelajari secara mendalam- akan
selalu menjadi salah satu tokoh besar yang menjadi kiblatku dalam pencarian "jiwa yang berkharisma".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar