Nama
pertama yang akan selalu aku ingat adalah Darmaji, seorang supir
ex-perusahaan Jepang dimana kami pernah berkantor. Senang dia terus
menyemangatiku walaupun dengan status pengangguran, bahkan sempat membawakan CV
ku untuk perusahaan dia bernaung sekarang. Yach.. jujur, kecil harapanku waktu itu
sebenarnya karena posisi dia pun bukan sebagai ‘orang dalam, but somehow and
any how... akan selalu aku ingat kebaikan ini.
Alfonso
Robot, salah satu rekan sekerja ku di department yang sama ketika
di perusahaan Jepang –juga-. Dia masuk kategori bos middle, yang
kebanyakan aktifitas marketingnya akan selalu berakhir kegiatan administrasiku.
Dengan segala keyakinannya, –karna memang dia tau benar- bapak pendeta ini
menawarkan pekerjaan yang dulu dipegang oleh istrinya di daerah Kelapa Gading
kepadaku. Tidak tanggung-tanggung langsung dia memberikan namaku langsung pada si Big
Boss... Walau akhirnya aku tidak berjodoh dengan perusahaan ini, akan kumaknai
ini sebagai kepercayaan pak Alfon terhadap kinerja ku dimasa lampau.
Ibu
Kasini dan Bapak Sularto, sudah beberapa
kali melihat orangtua ini di kampus tapi baru sejak keluar dari perusahaan
China itu aku sungguh-sungguh berkenalan dengan mereka. Karena ketika aku masih bekerja disana, aku
nyaris kehilangan waktu untuk bersosialisai. Malas sekali rasanya, ada saja ketakutan
yang terus mengintimidasi. Seolah ada yang menunjuk bahwa aku bodoh dan tidak bisa
apa-apa. Tidak lama kami langsung klik. Aku selalu termotivasi oleh
sanjungan si Ibu yang terkaget-kaget melihat aku mendebat dosen dibeberapa mata
kuliah. Mereka orang berstatus tinggi yang rendah hati, selalu mengajarku untuk
‘melihat nanti’. Dan mereka benar-benar melihat aku sebagai seorang Mawar yang
seadanya, bukan pengangguran yang harus dikasihani.
Hendra, -masih dari
perusahaan Jepang- ku juga. Dia sama sekali tidak masuk daftar teman aku secara khusus. Selain karena dia anak produksi dibawah, lagipula –menurut aku- dia agak sombong
terhadap aku. Makanya tersentak, kaget, senang dan bangga ketika dia sering
menanyakan kabar dan mendoakan aku agar mendapat pekerjaan yang baik. Hampir sama
dengan semangat yang dikirim oleh Arfan, juga seorang teman lama –tapi
bukan daftar teman dekat ku-, yang juga supir di perusahaan lama.
Ada juga
nama-nama yang ingin aku ucapkan terimakasih atas tawarannya yang luar biasa. Walau akhirnya tidak berjodoh. Tapi tawaran pekerjaan dari para bapak ini telah menaikan derajat
bayaran-ku sebagai seorang karyawan.
Adalah bapak Djunaedi R (electricity trading company), sayang tawaran ini hanya selang beberapa jam setelah aku kembali dari interview dengan perusahaan Eropa. Tapi cara beliau mempercayai ‘cerita pak Alfon” akan kemampuan aku bekerja, sungguh membuat semangat aku bangkit lagi. Aku seakan melupakan pembodohan mental dan nyali yang 3 bulan aku alami.
Adalah bapak Djunaedi R (electricity trading company), sayang tawaran ini hanya selang beberapa jam setelah aku kembali dari interview dengan perusahaan Eropa. Tapi cara beliau mempercayai ‘cerita pak Alfon” akan kemampuan aku bekerja, sungguh membuat semangat aku bangkit lagi. Aku seakan melupakan pembodohan mental dan nyali yang 3 bulan aku alami.
Satu nama
yang akan selalu aku ingat, –and I love you pak, it’s for sure-. Ignasius
Sebayang. HRD manager disebuah perusahaan Eropa, yang sangat-sangat
bonafide. Dengan gayanya yang flamboyant dan hangat. Dia memberikan aku nilai
kejujuran yang luar biasa untuk ukuran seorang HRD, walau waktu itu aku datang dengan
keragu-raguan. Kepercayaanya –yang ternyata kemudian aku telikung- akan selalu
aku ingat, peringatanya yang jujur dan apa adanya, gayanya yang santai dan
ramah. Tapi terlebih dari semuanya “thanks for not cheated me at all”.
Dan rasa terimakasih itu aku yakinkan tak kan pernah habis terhadap beliau.
What is
happened to me, crazy some say, where is my friends when I need you most, gone
away…
sepotong petikan lagu Ordinary World-nya Duran-Duran.
Sempat
merasa bodoh dan tak berguna. Karena dicampakan, walau pun sebenarnya tidak
sepihak oleh sebuah perusahaan, yang karena janji manisnya (tapi ternyata??) aku sudah
nekat meninggalkan “zona kenyamanan”ku dengan pongah. Masa 4 bulan menganggur, dan
kemudian tidak 1 orangpun dari nama-nama yang sempat aku pikir sebagai "sahabat"
datang menyapa. Bahkan setelah aku mencoba berbasa-basi lewat hape, TIDAK ada
satupun berbalas.
Semua seolah menambah lukaku. Meskipun aku terus pura-pura berdiam, beberapa kali pertanyaan suamiku sesungguhnya menambah dalam sakit dihati... “Dek masak 1 pun teman kamu engga ada yang tanya kabar kamu?”. “Apakah kamu ada masalah, ada apa ini??”, suamiku tau pasti, aku tidak akan pernah meninggalkan orang yang kesusahan. Makanya dia lumayan shock dengan sikap teman-temanku, yang selama ini dia kenal 'baik, manis dan ramah'... Only God knows..
Semua seolah menambah lukaku. Meskipun aku terus pura-pura berdiam, beberapa kali pertanyaan suamiku sesungguhnya menambah dalam sakit dihati... “Dek masak 1 pun teman kamu engga ada yang tanya kabar kamu?”. “Apakah kamu ada masalah, ada apa ini??”, suamiku tau pasti, aku tidak akan pernah meninggalkan orang yang kesusahan. Makanya dia lumayan shock dengan sikap teman-temanku, yang selama ini dia kenal 'baik, manis dan ramah'... Only God knows..
Tapi
potongan lagu Ordinary world itu justru menguatkan aku, seolah
menemaniku melalui kekosongan-kekosongan yang sesungguhnya saat dimana aku
butuh teman. Dengan pengertian; inilah dunia sesungguhnya, ketika kita
sangat membutuhkan teman.. mereka TIDAK akan pernah ada.. mereka hanya akan
ada lagi saat kamu mati, untuk menyumbang air mata dan kemudian lupa...
Pada
akhirnya, aku hanya bisa berharap dan terus bertindak agar aku tidak masuk
dalam golongan manusia “ordinary world”. Seperti aku mengingat orang-orang yang
pernah mengisi kekosonganku, aku ingin selalu berharap dapat menjadi orang yang
dapat mengisi kehampaan orang lain juga…
Semoga
lagu ini benar-benar menjadi doaku :
YOU'VE GOT A
FRIEND
When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, whoa.. nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights
You just call out my name
and you know wherever I am
i'll come running, oh yeah baby, to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you've got to do is call
And i'll be there, yeah, yeah, yeah
You've got a friend
If the above you
Should turn dark and full of clouds
And that old north wind should begin to blow
Keep your head together and call my name out loud
And soon I will be knocking upon your door
Hey, ain't it good to know that you've got a friend ?
People can be so cold
They'll hurt you and desert you
Well they'll take your soul if you let them
Oh yeah, but don't you let them
When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, whoa.. nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights
You just call out my name
and you know wherever I am
i'll come running, oh yeah baby, to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you've got to do is call
And i'll be there, yeah, yeah, yeah
You've got a friend
If the above you
Should turn dark and full of clouds
And that old north wind should begin to blow
Keep your head together and call my name out loud
And soon I will be knocking upon your door
Hey, ain't it good to know that you've got a friend ?
People can be so cold
They'll hurt you and desert you
Well they'll take your soul if you let them
Oh yeah, but don't you let them
Tidak ada komentar:
Posting Komentar