10 Nov 2011

You've Got A Friend

Dalam masa 4 bulan aku menganggur, ada beberapa nama yang menurut aku menjadi teman baik. Mereka aku kategorikan baik adalah karena –aku merasa-, mereka tetap melihat aku tetap sebagai seorang Pribadi yang bisa dan pernah berkarya, bukan sekedar pengangguran. Dimana banyak orang menjauhi pengangguran karena, –mungkin- takut didompleng, atapun takut disulitkan dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar lowongan.

Nama pertama yang akan selalu aku ingat adalah Darmaji, seorang supir ex-perusahaan Jepang dimana kami pernah berkantor. Senang dia terus menyemangatiku walaupun dengan status pengangguran, bahkan sempat membawakan CV ku untuk perusahaan dia bernaung sekarang. Yach.. jujur, kecil harapanku waktu itu sebenarnya karena posisi dia pun bukan sebagai ‘orang dalam, but somehow and any how... akan selalu aku ingat kebaikan ini.

Alfonso Robot, salah satu rekan sekerja ku di department yang sama ketika di perusahaan Jepang –juga-. Dia masuk kategori bos middle, yang kebanyakan aktifitas marketingnya akan selalu berakhir kegiatan administrasiku. Dengan segala keyakinannya, –karna memang dia tau benar- bapak pendeta ini menawarkan pekerjaan yang dulu dipegang oleh istrinya di daerah Kelapa Gading kepadaku. Tidak tanggung-tanggung langsung dia memberikan namaku langsung pada si Big Boss... Walau akhirnya aku tidak berjodoh dengan perusahaan ini, akan kumaknai ini sebagai kepercayaan pak Alfon terhadap kinerja ku dimasa lampau.

Ibu Kasini dan Bapak Sularto, sudah beberapa kali melihat orangtua ini di kampus tapi baru sejak keluar dari perusahaan China itu aku sungguh-sungguh berkenalan dengan mereka. Karena ketika aku masih bekerja disana, aku nyaris kehilangan waktu untuk bersosialisai. Malas sekali rasanya, ada saja ketakutan  yang terus mengintimidasi. Seolah ada yang menunjuk bahwa aku bodoh dan tidak bisa apa-apa. Tidak lama kami langsung klik. Aku selalu termotivasi oleh sanjungan si Ibu yang terkaget-kaget melihat aku mendebat dosen dibeberapa mata kuliah. Mereka orang berstatus tinggi yang rendah hati, selalu mengajarku untuk ‘melihat nanti’. Dan mereka benar-benar melihat aku sebagai seorang Mawar yang seadanya, bukan pengangguran yang harus dikasihani.
Hendra, -masih dari perusahaan Jepang- ku juga. Dia sama sekali tidak masuk daftar teman aku secara khusus. Selain karena dia anak produksi dibawah, lagipula –menurut aku- dia agak sombong terhadap aku. Makanya tersentak, kaget, senang dan bangga ketika dia sering menanyakan kabar dan mendoakan aku agar mendapat pekerjaan yang baik. Hampir sama dengan semangat yang dikirim oleh Arfan, juga seorang teman lama –tapi bukan daftar teman dekat ku-, yang juga supir di perusahaan lama.

Ada juga nama-nama yang ingin aku ucapkan terimakasih atas tawarannya yang luar biasa. Walau akhirnya tidak berjodoh. Tapi tawaran pekerjaan dari para bapak ini telah menaikan derajat bayaran-ku sebagai seorang karyawan. 

Adalah bapak Djunaedi R (electricity trading company), sayang tawaran ini hanya selang beberapa jam setelah aku kembali dari interview dengan perusahaan Eropa. Tapi cara beliau mempercayai ‘cerita pak Alfon” akan kemampuan aku bekerja, sungguh membuat semangat aku bangkit lagi. Aku seakan melupakan pembodohan mental dan nyali yang 3 bulan aku alami.  

Satu nama yang akan selalu aku ingat, –and I love you pak, it’s for sure-. Ignasius Sebayang. HRD manager disebuah perusahaan Eropa, yang sangat-sangat bonafide. Dengan gayanya yang flamboyant dan hangat. Dia memberikan aku nilai kejujuran yang luar biasa untuk ukuran seorang HRD, walau waktu itu aku datang dengan keragu-raguan. Kepercayaanya –yang ternyata kemudian aku telikung- akan selalu aku ingat, peringatanya yang jujur dan apa adanya, gayanya yang santai dan ramah. Tapi terlebih dari semuanya “thanks for not cheated me at all”. Dan rasa terimakasih itu aku yakinkan tak kan pernah habis terhadap beliau.  

What is happened to me, crazy some say, where is my friends when I need you most, gone away… sepotong petikan lagu Ordinary World-nya Duran-Duran.

Sempat merasa bodoh dan tak berguna. Karena dicampakan, walau pun sebenarnya tidak sepihak oleh sebuah perusahaan, yang karena janji manisnya (tapi ternyata??) aku sudah nekat meninggalkan “zona kenyamanan”ku dengan pongah. Masa 4 bulan menganggur, dan kemudian tidak 1 orangpun dari nama-nama yang sempat aku pikir sebagai "sahabat" datang menyapa. Bahkan setelah aku mencoba berbasa-basi lewat hape, TIDAK ada satupun berbalas. 

Semua seolah menambah lukaku. Meskipun aku terus pura-pura berdiam, beberapa kali pertanyaan suamiku sesungguhnya  menambah dalam sakit dihati... “Dek masak 1 pun teman kamu engga ada yang tanya kabar kamu?”. “Apakah kamu ada masalah, ada apa ini??”, suamiku tau pasti, aku tidak akan pernah meninggalkan orang yang kesusahan. Makanya dia lumayan shock dengan sikap teman-temanku, yang selama ini dia kenal 'baik, manis dan ramah'...  Only God knows..

Tapi potongan lagu Ordinary world itu justru menguatkan aku, seolah menemaniku melalui kekosongan-kekosongan yang sesungguhnya saat dimana aku butuh teman. Dengan pengertian; inilah dunia sesungguhnya, ketika kita sangat membutuhkan teman.. mereka TIDAK akan pernah ada.. mereka hanya akan ada lagi saat kamu mati, untuk menyumbang air mata dan kemudian lupa...

Pada akhirnya, aku hanya bisa berharap dan terus bertindak agar aku tidak masuk dalam golongan manusia “ordinary world”.  Seperti aku mengingat orang-orang yang pernah mengisi kekosonganku, aku ingin selalu berharap dapat menjadi orang yang dapat mengisi kehampaan orang lain juga…

Semoga lagu ini benar-benar menjadi doaku :

YOU'VE GOT A FRIEND

When your down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, whoa.. nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest nights

You just call out my name 

and you know wherever I am
i'll come running, oh yeah baby, to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you've got to do is call
And i'll be there, yeah, yeah, yeah
You've got a friend

If the above you
Should turn dark and full of clouds
And that old north wind should begin to blow
Keep your head together and call my name out loud
And soon I will be knocking upon your door

Hey, ain't it good to know that you've got a friend ?
People can be so cold
They'll hurt you and desert you
Well they'll take your soul if you let them
Oh yeah, but don't you let them

Tidak ada komentar:

Posting Komentar