17 Nov 2011

Thank You For Loving Me


Jane-ku  masih bayi waktu lagu ini mengiringi kemarahku dan berakhir dipelukan suamiku, rumahku dan rumah mamaku sebenarnya tidak perlu dibilang jauh. Tapi karena letak perkampungan semi kumuh kami ada dibelakang komplek, maka cara mencapai kerumah sering menjadi moment yang menjengkelkan, apalagi membawa bayi lincah seperti Jane beserta alat ‘perang bayi’ yang satu ransel itu jelas bisa membuat kesal. Waktu itu aku masih ibu rumah tangga full, kalau sedang senggang dengan pekerjaan rumah tangga aku sering bertandang kerumah mama -tidak jarang juga memang mama/bapak yang menyuruh datang untuk melihat bayi Jane-. 
 
Saat berangkat memang tak terlalu pusing karena sampai naik angkot didepan sana akan ada suamiku yang akan mengantar kami. Sekitar jam 5an sore aku akan pulang. Biasanya pula selalu ada salah satu adik atau kakakku yang akan mengantar –setidaknya- sampai depan komplek sana lagi. 

Tapi hari itu mendadak sore hari semua punya acara, satu-satunya adikku yang setia –kalau yang lain memang optional sekali- harus kembali ke mess-nya dengan kereta jam 6 sore. Jadilah saat pulang sore itu sungguh menyebalkan buat aku (naik bajaj waktu itu masih terlalu mahal buat aku, hehehe), yang menambah kesal lagi mamaku bukanya perduli malah memarahi balik aku yang menurutnya berlebihan, tidak semua orang harus jadi repot dan tertunda acaranya ‘hanya karena’  mengantar aku kesana.

Sempurnalah hariku sore itu, setelah berlelah dirumah mama dengan segala pekerjaan rumah tangga dan berharap bisa kumpul dengan saudara-saudara malah cuma berasa seperti pembantu yang disuruh pulang setelah pekerjaan selesai. Sepanjang jalan aku menangis, rasanya hati sakit, seperti in the middle of now where… kesedihan terasa semakin membiru melihat wajah Jane bayi yang begitu innocent dalam pelukanku, seperti mengerti perasaanku petang itu dia hanya tertidur manis didadaku.

Thank you for loving me,,, 
For being my eyes, 
When I couldn't see,,, 
 For parting my lips, 
When I couldn't breathe
Thank you for loving me

Didepan pintu kontrakan kami yang berukuran 3x4 sayup kudengar reffrein lagu itu berulang-ulang. Suamiku menyambut dengan senyumannya yang hangat.. kemudian tumpahlah semua kekesalanku beberapa jam yang lalu dipeluk-nya dan lagu ini  seperti menghantar aku dalam drama emosiku. Suamiku ku payah dalam  bahasa Inggris, sedang aku bersedih dia sempat menanyakan “lagu ini artinya apa sih dek, aku dari tadi dengerin kayanya bagus”.. sebagai pencinta Bon Jovi aku cepat menanggapinya, dan segera melupakan kekesalanku tadi. Kemudian dan sampai hari ini aku sadar lagu ini adalah suara hatiku untuk nya.

Terimakasih telah mencintaiku
Telah menjadi mataku, ketika aku tidak bisa melihat
Menjadi bagian dari bibirku, ketika aku tidak bisa bernafas
Terimakasih telah mencintaiku

Setiap kali mendengar lagu ini kami akan teringat moment itu, walau suami akan lupa ‘cerita awalnya’ (he just a man of ordinary… hmmm) tapi kami sama-sama menyadari ada nafas cinta kami dalam lagu ini..thank you for loving me dear..


THANKYOU FOR LOVING ME
It's hard for me to say the things
I want to say sometimes
There's no one here but you and me
And that broken old street light

Lock the doors
We'll leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words when I

Thank you for loving me
For being my eyes
When I couldn't see
For parting my lips
When I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me

I never knew I had a dream
Until that dream was you
When I look into your eyes
The sky's a different blue
Cross my heart
I wear no disguise
If I tried, you'd make believe
That you believed my lies

You pick me up when I fall down
You ring the bell before they count me out
If I was drowning you would part the sea
And risk your own life to rescue me



Tidak ada komentar:

Posting Komentar