23 Nov 2011

Mimpi



·  Terapung-apung  ditengah lautan luas dengan sepotong kayu sebagai penyanggah tubuh, sendirian dan matahari sore mulai tenggelam.

·   Berlari tanpa arah seperti dikejar-kejar sesuatu, (entah mahluk entah apalah itu) lalu kemudian terdampar ditengah hutan gelap... yang mulai temaram dengan cahaya bulan malam menyelisip diantara pohon besar.

·   Terkurung disebuah rumah tanpa pintu, tanpa jendela dan satu-satunya jalan yang terlihat seperti pintu ternyata ditutup tembok. Kemudian terlihat tangga tapi sama seperti  pintu tadi, tangga itu tidak menunjukan ada arah untuk keluar.


·        Berlari secepat  kilat, walau degup jantung sesak dan  memburu tapi tidak menemukan cara untuk berhenti.

·        Pernah merasakan beridiri disamping kolam besar yang ada di puncak gunung tinggi, ketika melihat kebawah yang nampak hanyalah bumi yang jauuuuuh dan kosong.

·         Dihisap seekor laba-laba besar dipergelangan tangan dipinggir sumur, dan laba-laba lainya yang mulai merayap keluar... dan lagi, aku sendirian.

·   Tersetting dalam sebuah drama yang antah berantah dan setelah sadar orang-orang yang disekelilingku sama sekali bukan wajah yang kukenali.

·         Sudah lihat film horror “the Ring”. Bagaimana sumur yang gelap, pengap dan nampak tak berdasar itu tergambar. Aku sering terdampar didalamnya..

·         Terjebak dalam pertengakaran hebat, serasa ingin mengucapkan kalimat yg sudah ada di ujung lidah tapi tidak bisa terucap sama sekali, kemudian ditinggalkan sendirian.

Bertahun-tahun aku bergelut dengan mimpi buruk seperti itu. Terjebak dipuncak gunung, ditengah laut, ditengah hutan, dalam sumur yang gelap dan pengap dan  dalam sebuah rumah/gedung kosong.

Melihat binatang –yang namanya tidak pernah bisa kudapatkan didunia nyata- yang datang meyerbu seperti gerombolan tentara baik dari darat juga dari langit. Dikejar-kejar oleh sesuatu yang tidak bisa aku identifikasikan, tapi selalu membuatku berlari dan nyaris terbang untuk menghindar.

Terjebak dalam pertikaian dan aku tidak pernah punya kesempatan untuk bicara dan selalu berakhir dengan kesedihan yang membuatku terbangun.
Merasakan kehancuran yang memilukan hati, kekacauan, perpecahan, penolakan dan rasa malu.

Maka ketika kukatakan aku tau rasa sakit karena diabaikan aku memang tau, aku juga taunya rasanya terhimpit, rasaanya ketakutan... Aku tau semua rasanya kepahitan itu karena mimpi burukku telah menemaniku selama bertahun-tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar