9 Nov 2011

TGIHFB



I do like Face book and I do quite exist in it. Tapi seperti yang pernah aku bilang –aku gak suka ikut-ikutan-. Sejak mendengar istilah Fesbuk sampai akhirnya nyangkut di jejaring social ini jalannya itu engga langsung. Adalah pencarianku pada seorang teman baik dimasa SMA yang ketika kami berpisah dulu, aku merasa ‘hubungan kami tidak dalam keadaan baik’ dan akhirnya kesampaian. 

Beberapa kali email dan sms, lalu dia bilang “find me in Facebook”. So this is it,, my initial story bagaimana bisa ngeksis di FB. Oh ya, sempat kenalan sebentar dengan yang namanya Friendster. Tapi waktu itu niatnya lebih ke ‘numpang simpen’ foto karena flash disk ku sepertinya tidak bisa dipercaya, dan seorang teman yang lain bilang “tempat penyimpanan yang aman didunia” adalah FS ini. Tapi jujur aku gak paham-paham banget cara ngeksis di FS ini – bahkan sampai sekarang - hehehe..

Kalau ada pertanyaan mengenai kebaikan dan keburukan FB, mungkin aku salah satu yang akan jawab banyakan untungnya. Karena secara Pribadi aku merasa banyak diuntungkan –yang aku bicarakan untung bukan masalah profit belaka lho- ya. Walau tidak sedikit kebohongan-kebohongan yang terungkap melalui status-status FB, kebohongan yang sama sekali tidak menguntungkan aku tapi kemudian membuat aku sadar dan buka mata.. Many times I’ve been ignore dan aku harus realistis, apapun itu alasannya yang pasti I  have just dumped. :(
 
Bertemu teman-teman lama yang rasanya tidak mungkin dilakukan secara personal adalah satu keuntungan paling besar menurut aku. Selebihnya ya numpang cuci mata sambil menakar kemajuan-kemajuan  teman, atau bahkan mencari tau kehidupan temen yang dulu sempat jadi rival  #provocating#…hahaha
 
Walau aku mengklaim diri sebagai orang yang pantang  iri bin sirik dengan milik orang lain. Jujur, tidak jarang ada geliat nakal yang menggodaku untuk cemburu jika dalam foto-foto yang ada di FB. Jika menunjukan bagaimana mereka menikmati perjalanan overseas… yes I always jealous for overseas trip.. Dan ini cukup menggangu ku, karena kemudian itu tidak akan membuatku berhenti mencari tau sejauh apa dan seindah apa perjalannanya.. but then I am just hurt, hiks hiks hiks… :p

Senang melihat status dengan berita menggembirakan, seperti kelulusan sekolah, kelahiran anak, pernikahan, sehat setelah dari RS, berita-berita kecil tapi merupakan kebahagiaan. Yang kalau dibagi seharusnya orang lain juga ikutan senang, juga kisah-kisah mini yang lucu dan menyentuh, I like it.

Muak  dengan status-status yang sama sekali tidak penting dan kekelanjutan dihampir tiap pergantian jam. (are you nuts.. DP or Jupe yang super  sensational aja gak gitu-gitu amat kaleee). @mall, @Office, @higway, @toilet dan  bla bla bla… status yang selalu menjelaskan dimana dan dengan siapa dan  ngapain, dan bodohnya aku  ikut baca dan aku ikut mengomentari... hadeh, basa basi yang tolol.. hihihi.

Pemakaian nama samaran tapi pakai foto Pribadi, aneh khan?. ABG-ABG dengan nama yang super alay, Anitachintasekalee, Ryachayankkoe, MawarMelatiSemuanaIndah, AxlAhmadSumarno… OMG, kasihan engga tuh Bapak JS.Badudu melihat  ejaan yang dipaksakan begitu… 

Aku tidak keberatan dengan orang yang jatuh cinta.  That’s a bless from God, tapi kalau kemudian aku tau 'status'-mu menikah dan beranak. Kemudian statusnya: Kangen; Cintaku; Rain and Miss u; Dimanakah engkau:  Aku hanya mengingikanmu -sorry so much- but it’s look so flirtatious for me.. dan aku tidak cukup yakin kalau kalimat itu untuk suami tercinta.. atau…you did  kah?  Only God knows. :P

Just an  'Ordinary' people, but berteman dengan 3258  orang.  Wow wow  it’s cool... dan kemudian aku tidak  tau harus bilang apa?? Tapi tidak tahan untuk bilang "jaman sekolahnya gak tenar yaks, maksa banged??". Hehehehe…

Banyak hal yang bisa dibagi di status dinding. Tapi kalau you bukan pekerja rohani –dalam keyakinan masing-masing  yach–, tidakkah  terlihat berlebihan jika tiap jam  status hanya diisi dengan kotbahan dan ceramah yang bertele-lete. Padahal you berteman dengan semua dominasi, dan aku tau kamu dengan baik!! So, aku menilai ini kurang fair.. sesekali okelah, tapi kalau keseluruhan statusmu cuma kotbah bin ceramah, better I hide you

Ada juga yang rajin ngeksis (kelihatan dunk dari update statusnya), tapi gak pernah sekalipun balas massage yang ditinggal di wall nya. Te-pe abies.. aku pernah punya dan memilih untuk meremove-nya. Buat apa ada kalu tidak bisa terkoneksi??  Opini aku sih, pun kita tidak bisa ketemu didarat mbok silaturahmi didunia maya tetap jalan. Kalau cuma buat liat you simpang siur dan tebar senyuman dengan status, tapi gak bisa ditemenin… for me, no meaning @all… Jiahhhh. *Ngambek mode on :p
 
Kalau tanpa sengaja  membaca status teman yang mau jalan-jalan tanpa ada you (dalam hal ini aku) di tag.. itu nasib namanya. Menyakitkan, iya!. Berasa tolol, iya!. Berasa munafik, iyaaa!!... Karna kemudian aku harus pura-pura percaya bahwa aku sebenarnya diundang. Walau dengan kesadaran 100%, tidak mungkin 'teman' tidak bisa sms atau bb’an, lupa tag nama di FB. 

Kyaaa, belajar legowo dengan terpaksa –toh sudah hapal basa-basinya–. Apalagi liat status selanjutnya, begitu banyak yang diundang (lagi-lagi harus pura-pura percaya “you are invited”) huhuhu… Ini keuntungan FB juga buat aku, supaya tetep sadar diri  “sometimes friend see you as a competitor”. Dengan caranya sendiri. Barangkali “dia” ingin menunjukan –kelebihanya- tanpa ada komentator seperti you, atau ingin mempertontonkan  -milik baru-nya dengan sejuta kebanggan sendiri. 

Untuk beberapa saat, kebohongan kecil seperti ini membuatku membenci FB –sempat menyesal setengah hidup: kenapa mesti menimpali status yang sudah diatur antara mereka saja!. Malah membuat aku terlihat dungu dan mengemis… but then, seperti aku bilang tadi, setidaknya aku jadi tau.. *how could you do that friends??*.. still amazing mind.


Beberapa kesalahpahaman tidak jarang terjadi di FB. Seharusnya sebagai –penggemar bicara- aku harus mengerti bahwa bahasa verbal dan lisan itu punya penyampaian yang berbeda. Dari hurup kapitalnya, tanda bacanya dan aspek lainya. 

Seperti aku punya opini, pastinya orang lain juga punya opini, dan seringkali setiap orang (termasuk aku pastinya) mengartikanya dengan caranya. So apa yang akan terjadi… yups; lo salah dan  gue bener!! Dan ini pasti sekali. 

Lalu apa yang harus aku lakukan? As I said above: banyak kisah yang bisa dibagi (catet: bukan tempat yah) dan aku tida perlu berlelah untuk membenarkan diri karena kesalah pahaman itu. Banyak jalan menuju Roma tapi jauh lebih banyak lagi karangan untuk membuat alasan “and I am too smart for it”. Dan aku tidak perlu memakainya. Seharusnya, seperti keyakinan aku sejak dahulu kala "waktu" akan menjawab segala sesuatunya.

So my opinion is: thank God we have Facebook. Ini menyatukan kita dengan banyak teman-teman lama, walau tidak jarang menimbulkan masalah. Tapi tidak sedikit pula aku mengalami reconsiliasi melaului FB. Facebook ini juga menunjukan siapa teman yang memang berniat bersilaturahmi atau sekedar tepe.Dan FB   menunjukan pula kapan kamu diundang atau bahkan “tidak diundang”…oleh "teman".

TGIHFB… Thank God I have FaceBook..  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar