Tragedi
Tugu Tani yang baru saja terjadi, —diluar konteks kejadian— sedikit membuat saya
kesal dengan beberapa stament ‘mulia’ yang bilang “jangan memaki”. Malah banyak juga yang berucap : “intropeksi diri”,,
ayolah buka mata hai dunia!! 9 orang mati ditempat tanpa melakukan kesalahan
(karena mereka memang sudah berjalan di jalur MANUSIA) ditabrak pula,,,
Intropksi???
SAYA SETUJU tidak ada 1 orangpun didunia ini berharap ada kejadian seburuk itu
terjadi,, tapi buka mata HAI DUNIA,, itu supir kesetanan, itu supir gila, itu
supir bukan orang. Sekali lagi,, ayolah DUNIA, kita bisa lihat di tivi
bagaimana polosnya muka mba supir setelah keluar dari mobilnya yang baru saja
menggilas 14 orang HIDUP.
Ini
bukan masalah sok suci dan tidak ngaca: ini masalah spontanitas ketika kita
melihat suatu kejadian yang luar biasa kemudian ditanggapi dengan biasa saja
oleh si pelakunya.. #panas gak siy.
Kita khan gak tau
hati dia??,, yang komen juga gak bawa sampe mati kok, gak
ngoceh sampe ke WC juga kaleee. Yang jelas at
the time, (gw lah mewakili para pemaki) merasa marah, kesal, terluka, aneh,
sedih, emosi jiwa, kecewa, terkagum, amazing
dan semua rasa yang tidak bisa ditawarkan dengan satu kata “karena takdir”..
kami
marah, saya marah dan banyak mulut lain yang marah dan tanpa sadar memaki
dengan hebat.
Jujur,
kalau bahasa (makian) saya masih sekitaran kebun binatang dan saya termasuk yang tidak setuju dengan
makian berbasis fisik, (toh soal fisik bukan ukuran mentalitas apalagi moral),,
berasa juga gak sih disebut-sebut “tragedy Xenia”,, kenapa pula pakai type
mobil. Karena Xenia itu (paling tidak sejauh saya melihatnya) adalah mobil
kelas 3 atau kelas 2-kah? (yang biasa dipakai para ekonomi menengah dan
biasanya juga sebagai mobil operasional kantor, karena keefisienannya). Kalau typenya
yang ‘mahalan’ kira-kira jadi brand
juga gak ya??
Pernah
lihat gak siy para penonton konser yang nangis bombay, atau penonton dangdut
yang otomatis goyang pinggul (padahal dari rumah udah sumpah mampus gak akan ikutan
joget), bagaimana terpananya orang menyaksikan penampilan boyband/girlband yang tidak
(saya) bisa lihat dimana mutunya, pernahkah menangis karena liat sinetron atau tivi … ada kah yang salah???
Itulah
spontanitas kami (sekali lagi kalau yang lain tidak setuju, minimal saya) yang amazing dengan tragedy few second tapi akan membawa duka sepanjang
masa baik bagi keluarga korban juga pelaku. Jadi saya tidak bermaksud untuk
menjadi hakim yang sok suci, hanya luapan perasaan ibu yang menjerit (jika) anak 2.5 tahun tewas dengan
menggenaskan, emosi jiwa yang (gak kebayang) jika 4 orang kerabatnya meninggal
disaat yang bersamaan. Jika suami,
saudara bahkan kenalan saya adalah satu dari para korban.
Dan
kali ini saya masih mau memaki sekali lagi, dengan hukuman 6 tahun dan bayar denda
12 juta,,untuk 9 orang nyawa.. 1,2,3,4,5,6,7,8,9… God for shake!! *mau teriak
sekuat tenaga rasanya. Bahkan tidak 1 nyawapun dihargai lebih mahal
dari sebuah handphone… Arghhttt!!!
Dear all,
ajari saya kepada siapa tepatnya saya melemparkan makian ini, atau ajari saya
mengekang mulut ini dengan semua makian
yang siap terlontar diujung lidah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar