26 Jan 2012

1,2,3,4,5,6,7,8,9.. jangan memaki



Tragedi Tugu Tani yang baru saja terjadi, —diluar konteks kejadian— sedikit membuat saya kesal dengan beberapa stament ‘mulia’  yang bilang “jangan memaki”. Malah  banyak juga yang berucap : “intropeksi diri”,, ayolah buka mata hai dunia!! 9 orang mati ditempat tanpa melakukan kesalahan (karena mereka memang sudah berjalan di jalur MANUSIA) ditabrak pula,,,

Intropksi??? SAYA SETUJU tidak ada 1 orangpun didunia ini berharap ada kejadian seburuk itu terjadi,, tapi buka mata HAI DUNIA,, itu supir kesetanan, itu supir gila, itu supir bukan orang. Sekali lagi,, ayolah DUNIA, kita bisa lihat di tivi bagaimana polosnya muka mba supir setelah keluar dari mobilnya yang baru saja menggilas 14 orang HIDUP.

Ini bukan masalah sok suci dan tidak ngaca: ini masalah spontanitas ketika kita melihat suatu kejadian yang luar biasa kemudian ditanggapi dengan biasa saja oleh si pelakunya.. #panas gak siy.
Kita khan gak tau hati dia??,, yang komen juga gak bawa sampe mati kok, gak ngoceh sampe ke WC juga kaleee. Yang jelas at the time, (gw lah mewakili para pemaki) merasa marah, kesal, terluka, aneh, sedih, emosi jiwa, kecewa, terkagum, amazing dan semua rasa yang tidak bisa ditawarkan dengan satu kata “karena takdir”..
kami marah, saya marah dan banyak mulut lain yang marah dan tanpa sadar memaki dengan hebat.

Jujur, kalau bahasa (makian) saya masih sekitaran kebun binatang  dan saya termasuk yang tidak setuju dengan makian berbasis fisik, (toh soal fisik bukan ukuran mentalitas apalagi moral),, berasa juga gak sih disebut-sebut “tragedy Xenia”,, kenapa pula pakai type mobil. Karena Xenia itu (paling tidak sejauh saya melihatnya) adalah mobil kelas 3 atau kelas 2-kah? (yang biasa dipakai para ekonomi menengah dan biasanya juga sebagai mobil operasional kantor, karena keefisienannya). Kalau typenya yang ‘mahalan’ kira-kira jadi brand juga gak ya??

Pernah lihat gak siy para penonton konser yang nangis bombay, atau penonton dangdut yang otomatis goyang pinggul (padahal dari rumah udah sumpah mampus gak akan ikutan joget), bagaimana terpananya orang menyaksikan penampilan boyband/girlband yang  tidak (saya) bisa lihat dimana mutunya, pernahkah menangis karena  liat sinetron atau  tivi … ada kah yang salah???

Itulah spontanitas kami (sekali lagi kalau yang lain tidak setuju, minimal saya) yang amazing dengan tragedy few second tapi akan membawa duka sepanjang masa baik bagi keluarga korban juga pelaku. Jadi saya tidak bermaksud untuk menjadi hakim yang sok suci, hanya luapan perasaan ibu yang menjerit  (jika) anak 2.5 tahun tewas dengan menggenaskan, emosi jiwa yang (gak kebayang) jika 4 orang kerabatnya meninggal disaat yang bersamaan.  Jika suami, saudara bahkan kenalan saya adalah satu dari para korban.

Dan kali ini saya masih mau memaki sekali lagi, dengan hukuman 6 tahun dan bayar denda 12 juta,,untuk 9 orang nyawa.. 1,2,3,4,5,6,7,8,9… God for shake!!   *mau teriak sekuat  tenaga rasanya. Bahkan tidak 1 nyawapun dihargai lebih mahal dari sebuah handphone… Arghhttt!!!
Dear all, ajari saya kepada siapa tepatnya saya melemparkan makian ini, atau ajari saya mengekang mulut ini dengan semua  makian yang siap terlontar diujung lidah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar