9 Jan 2012

Diam

DIAM, ada yang bilang ini berarti “tidak bereaksi”.
Ini artinya: Diam, tanpa ‘perlawanan’
Ini D.I.A.M... Dalam Ingin Aku Merelakan

Sangat berbeda dengan Bersuara,
(Sepertinya) artinya lebih ekplisit: berisik, jelas, galak, kemarahan, emosi, luapan, ekpresi, reaksi, dan banyak lagi yang cenderung ke hal-hal yang kurang bersahabat.

Sebagai orang yang Vocal aku tidak terlalu percaya ke'Diam'an, karena buat aku “tidak ada manusia yang sunguh-sungguh diam. TIDAK PERNAH ADA”!
Diam adalah reaksi yang sama dengan menjawab, hanya dalam DIAM reaksinya adalah “tanpa suara” tapi hati TIDAK PERNAH ‘TAK MENJAWAB’.

Diam adalah kemampuan orang untuk “menahan” kalimat sementara waktu.
Diam adalah “jeda sesaat” sebelum jawaban dalam transform bentuk lain diberikan. Karena di dunia yang aku kenal, ke-diam-an akan pecah setelah akumulasi tertentu yang standarnya (pun) tidak pernah terskala.

Diam adalah ketakutan  meninggalkan posisi nyaman, menunggu, ekspresi ke-tidak perduli, tidak merasa prioritas, perasaan ingin dimengerti (tanpa bersuara), kepura-puraan, walau ada juga nilai kepasrahan didalam diam. Tapi didunia yang ku kenal ke-'pasrahan' ini belum (lagi) kujumpai. 

DIAM yang kukenal adalah: menunggu sampai akumulasi pada standard tertentu, dan kemudian menyatukan untaian-untaian panjang DIAM yang selama ini tertahan diujung kerongkongan. Itu DIAM yang kukenal dengan baik…


DIAM yang tak pernah kupahami cara mensahabatinya dengan bahasa kejujuran.

2 komentar: