Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya!!,,, begitu kalimat
yang diserukan oleh bung Karno.
Tapi,,,
tanya (kan) kenapa??
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang hobi ikut-ikutan. (Sepertinya) capek dengan semua yang berbau
kebule-bulean, sekarang anak-anak mudanya disibukkan dengan trend keputihan (pek tay kalii, hahaha) para artis korea yang udah
jelas-jelas internet bilang mereka gak ada yg original.
Bangsa yang sudah 7 turunan dijajah Belanda. Bangsa yang keranjingan sama semua made in barat. Sadar gak sih sepatu merk Barat itu kebanyakan tuh diproduksi di Indonesia. Oleh para buruh Indonesia, dengan gaji sebanding dengan harga sepotong rotinya si Tiger wood, yang jadi bin(a)tang iklan-nya. kok sewot sih?? iya nih belakang kita tau khan, kalau duit si jago golp sedunia itu ternyata habis buat para PSK-nya yang bertebaran dimana-mana.
Bangsa yang sudah 7 turunan dijajah Belanda. Bangsa yang keranjingan sama semua made in barat. Sadar gak sih sepatu merk Barat itu kebanyakan tuh diproduksi di Indonesia. Oleh para buruh Indonesia, dengan gaji sebanding dengan harga sepotong rotinya si Tiger wood, yang jadi bin(a)tang iklan-nya. kok sewot sih?? iya nih belakang kita tau khan, kalau duit si jago golp sedunia itu ternyata habis buat para PSK-nya yang bertebaran dimana-mana.
Bangsa
yang malas menjaga ‘ciri khas’nya, sukanya liat yang galamour kaya dibarat
sana. Giliran orang lain mengagumi atau bluffing
langsung panas ‘sok nasionalis’. Bangsa yang sibuk ngurusin negara orang lain, tapi
gak sadar juga disisi lain anak bangsa tiap hari diperkosa massal. Oleh
bapaknya, anaknya, kakeknya juga oomnya. Mungkin juga oleh tetangganya. Aku masih
bingung soal ‘kemufakatan’ pemerkosaan ini, apa janjian dulu di bb group apa
gimana ya?? Tapi kisahnya sama: perkosaan massal!!!
Bangsa
yang bicara keadilan social yang berazaskan Pancasila, dan penegakan hukum yang
tanpa pandang bulu. Bahkan tidak berani menindak perampas hak keyakinan umat
lain dirumahnya sendiri. Para 'petugas negara', yang hanya jadi penonton di kursi panas. Yang jadi pemandu sorak
bagi tindakan premanisme berspanduk “TUHAN”. Bangsa yang pemain sepakbola
dihargai karena ‘agamanya’.
Pejabat
bangsa yang baru akan pakai produk local saat akan pemilu dan turun tahta. Para anggota
parlemen bangsa yang hobi makan uang rakyat kecil dengan alasan ‘demi penunjang TUGAS’ . Kejaksaan yang seneng-nya menuntut
pencuri sandal, pencuri kelapa, pencuri voucer pulsa yang 10-rb tapi mendadak
kurang bukti jika menuntut koruptor kelas kakap.
Hampir
seriap hari kita disuguhi adegan tawuran di segala lapisan masyarakat. Ddari kuli tak
bersekolah sampai pelajar berpendidikan tinggi, tapi entah kenapa aku
(barangkali pengetahuan umumku tidak cukup luas) belum menemukan satupun orang indonesia
yang menjadi juara dunia diajang martial
art,,,*please,, correct me if I am wrong...
Pemimpin
bangsa yang akan sempat-sempatin mengomentarin artis yang katanya ditawan sama
suaminya. (ditawan kok ya nempeeel trus kaya perangko) Tapi tidak secuil
kalimatpun keluar ketika anak bangsa sejati yang mati dibunuh oleh dosennya
karena niat mencuri hak ciptanya. Kalau aku gak salah si pemimpin ini juga
sempat mengkomentarai foto pornonya si artis, “yang tidak mengaku juga”. Tetapi
aku tidak melihat ‘bapak beliau yang terhormat’ ini mengeluarkan pernyataan
ketika para TKW sudah bernasib diujung parang, (sampai kemudian ada yang mati ).
Bangsa
yang 350 tahun dijajah, kemudian 32 tahun dibodoh-bodohi. Dan banyak tahun dalan
kebohongan publik. Bermental pembantu, ABS, sukanya cari aman sendiri. Selama gue
masih makan ngapain ngurusin begituan, gak ada untungnya (apa-apa dilihat
untung-ruginya).
Dengar orang (baca:teman) naik status, kepala langsung pening (tapi janji semanis madu,,), giliran ada yang komentar dibilang LANCANG/IRI.
Paling anti dengan kritikan (usil dan sirik: bahasa khas-nya) tapi mabuk dengan pujian.
Maka pengkritik=sirik karena tak mampu, si pemuja=jujur dan mengerti... Tidak berbuat apa-apa, tapi bilang (sedang) sabar (menunggu). Sukanya tarik selimut dan lanjutkan tidur dengan nyenyak dan ‘ngedumel dibelakang --dengan alasan image-- jika dipaksa bangun. Giliran komentar opositer menang, semua anti dan sekutu menimpali komentar “seperti yang saya pikirkan juga” halaah,,,
Dengar orang (baca:teman) naik status, kepala langsung pening (tapi janji semanis madu,,), giliran ada yang komentar dibilang LANCANG/IRI.
Paling anti dengan kritikan (usil dan sirik: bahasa khas-nya) tapi mabuk dengan pujian.
Maka pengkritik=sirik karena tak mampu, si pemuja=jujur dan mengerti... Tidak berbuat apa-apa, tapi bilang (sedang) sabar (menunggu). Sukanya tarik selimut dan lanjutkan tidur dengan nyenyak dan ‘ngedumel dibelakang --dengan alasan image-- jika dipaksa bangun. Giliran komentar opositer menang, semua anti dan sekutu menimpali komentar “seperti yang saya pikirkan juga” halaah,,,
Indonesia my lovely country,,, Indonesia
yang dengan sengaja dan tidak, juga mencipakan manusia-manusa bawel dan
rese seperti aku, *pasang seringai kesal dengan tertahan --demi untuk (ikutan) jaga image -- ,,, #follower
mode on.
Hanya
berani berkata-kata di dunia maya-ku yang punya pengunjung tidak banyak ini,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar