21 Jan 2012

Candu Tipi

Aku tidak bermaksud melecehkan industry hiburan Indonesia dengan tulisan ini, aku hanya menumpahkan kejenuhan yang rasanya makin memuncak. Beberapa kali temanku memasang MP3 di PC, dan beberapa kali itu pula aku menanyakan, “lagu siapa tuh?”.  Lalu disebutlah nama ini dan itu. Dan bagian dimana aku paling disoraki adalah, ketika ‘katanya’ itu adalah lagunya Afgan,, Oh, hanya itu balasku enteng.  Seperti di komando beberapa teman ini langsung menyemburku dengan semprotan, “gila lo Afgan gak tau?”... Menurut aku sih, “so what gitu lho?”. Pusing gak sih lihat begitu berjibunnya para artis-artis pendatang baru yang instant, dan tau-tau sudah mengeluarkan 3-5 album. :p

Anyway, walaupun aku gak tau lagunya paling tidak khan aku sudah tau nama  si artis. Bukannya begitu cara ‘naik’ diindustri per-entertainment-an Indonesia?..  Gak perlu prestasi, yang penting segudang sensasi, hehehe.

“Kok sinis sih...” (kata banyak orang), 
"engga juga kalee", serasa interview gue. *ngarep jadi selebritis juga dong..kwkwk. 

Habisnya, aku —merasa sebagai banci tipi, I was. Aku mulai males dan capek  liat  tipi yang isinya, mulai dari persinetronan, pernyanyian dan percintaan dan permasalahan selalu diisi oleh artis yang dia lagi-dia lagi, masalah ini lagi - ini lagi. Baru aja tenang berapa minggu eh besoknya bersambung, maksudnya apa ya??  

Belum lagi kisah-kisah ‘karangan’. Bisanya ini sih buatan anang (artis nanggung), yang dah ngebet mau melesat cepat bak meteor dan menteror. Baru ‘kasak-kusuk’ marahan eh tau-tau dah pelukan, baru aja sambit-sambitan statement eh ‘ketangkep’ jalan bareng. Ramai bikin ‘sesuatu’ dengan konsep “konsumsi Pribadi”, tapi ‘sadar’ suatu saat akan kebuka…  maksudnya apa lagi niy?? Halaah.

Berasa gak sih, banyak artis yang kita gak pernah kenal segment-nya apa, terus gara-gara banyak gossip ana-ini mendadak booming trus kemudian main filem, jadi MC , punya album, lalu ... punya acara sendiri.  

Nah, sebagai banci tipi (I was a television addicted, beneran deh). Waktu itu,  aku sukaaa bangeet sama beberapa artis −jaman dulu, pastinya−. Akan tapi, untuk ngeliat dia muncul tuh susaaaah banget. Karena (biasanya) mereka cuma muncul di 1 judul, itu juga seminggu sekali, itu juga kalau tidak disisipi “berita khusus TVRI”, itu juga kalau hari sabtu gak keburu mati lampu, so harus sabar menunggu masa yang akan datang lagi, untuk liat si bintang ini... jiaah, lebay banget.  Ho oh.

Malah kadang-kadang di film itu, walaupun sudah dibuat pemeran utamanya adalah si Sarap dan si Bedul... Bisa lho adegan mereka ini langka, malah kadang gak muncul sama sekali hari itu. Tambah penasaraaan lagi khan?. Pokonya jaman dulu, film itu begitu adil pada semua pemainya (mau dia bintang utama apa pembantu, semua muncul sesuai takaran-nya). Tapi sama sekali tak berpihak pada penonton yang udah pada dag-dig-der –dut penasaran. *curhat mode on,, hihihi

-- my favorite one --
Bandingkan dengan sinetron (atau  film)  jaman sekarang, yang hanya berpihak pada ‘beberapa wajah’ dan selalu muncul disemua jenis layar. Apakah para production house itu tidak mau mengerti betapa muaknya kami (apa hanya aku sajakah?? Aw aw aw,,) dengan si wajah itu lagi-itu lagi. 

Serupa dengan acara  permusikan: ada dia lagi (entah dia nyanyi pake suara apa itu), ada juga yang membuka mulut tanpa pernah benar-benar mengeluarkan suara. Heran si MC pasti aka bilang “berbakat”,,, OMG apakah aku harus belajar lagi sama JS. Badudu apa arti berbakat secara harafiah bukan ‘goodwill’. Sangat standard!!
Di bagian per-film/sinetron-an: jam sinetron siang hadir lagi ‘siwajah’ itu, sinetron lepas magrip muncul kembali wajahnya, prime time again dia−. Belum  lagi selingan-selingan impoten-tainment nya: they back..(again)

Lebay gak segitunya kali.. (pasti ada yang komen gini), ya ya ya.. —kalau aku salah— please name me: 20 nama artis yang jadi ‘tokoh utama’ disinetron/film. Khan sekarang menjamur banget tuh judul-judul film/sinetron. Paling hebat kamu hanya bisa kasih aku 5 nama. Karena apa? karena setelah sinetron ini habis tidak lama kemudian mereka ganti judul dan pemainya: still the same bebeh,,,

Aku tidak bilang mereka tidak berbakat (tar dibilang sirik tanda tak mampu lagi,, hadeeeh). Katakanlah mereka memang berbakat (secara aku gak hoby liat sinetron jadi gak ngapalin juga which ‘bisa’ dan ‘tidak’, tapi sering terpaksa ‘terjajah’ juga karena mertua nonton, kyaaa).  Tapi mbok ya jangan hiper, luber, tumpahan, berlebihan, banjir  kek… It’s you again, again you, you again what?? (kamu lagi apa??) Hehehe..

karakter pemain curam abis, anak SMP sudah disetel jadi ‘dewasa’. Sedangkan artis-artis yang (setau aku sepantaran aku...), sekarang karakternya jadi ibu-ibu dengan anak usia 20-an... Tak ada lagi budaya (sudah jelas pake baju-baju jawa) kok dipanggilnya ‘Oma’. So what’s wrong with:  mbah, eyang, kakek /nenek atau opung.. 

Soal kisah standar lah: harta, tahta dan wanita. 3 TA.
Tokoh utama: kaya, cantik, baik hati dan terjajah atau ketuker. Si anatagonis: jahat, sadis, bangkrut, dengan mata gede-gede. Pasangan yang disukai si jahat biasanya  ‘memilih’ si pemeran utama… #ambil helm buat tutup muka.

Kadang rasanya pengen banting tipi kalau sudah keseel banget liat acara-acara kacangan itu (hiiyyy), tapi berasa sayang aja. Ya iyalah, dia enak bego-begoin publik dapat untung, nah aku udah kesel, rugi pula,, engga banget khan. Hahaha,,

BTW ada yang punya perasaan sama kaya aku gak sih??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar