9 Jan 2012

Unfaithful


Aku teringat kembali film ini waktu tanpa sengaja menemukan kalimat Crime passionate  disalah satu status FB teman. Walau bergaya garang aku sangat suka film-film drama apalagi drama keluarga dan menurut aku film Unfaithful ini termasuk category film Keluarga. Aku menonton film ini sekitar 3-4 tahun lalu dilayar kaca karena ketidak sengajaan, makanya gak tau plolog dan permulaannya. Yang aku tau adalah ketika si bapak (actor gaek nan ganteng Richard Gere) naik jenjang karir dan mengajak si Istri (Diane Lane, yang digambarkan sebagai ibu muda) ~tapi melihat bagaimana biasanya “mudanya” ibu-ibu di per-sinetron-an Indonesia maka sebenarnya aku tidak terlalu ‘melihat’nya sebagai ibu muda~ untuk pindah kedaerah baru. Si istri sebenarnya sudah menunjukan keengganannya untuk pindah, selalin situasi baru, dia merasa tidak cukup pintar bergaul,, then (menurut aku sih..) Si istri sudah menunjukan ‘keragu-raguan’ ketika harus pindah. Tapi seperti umumnya sebuah kondisi ketika hanya salah satu pihak yang bekerja maka ‘yang tidak bekerja’ harus mengalah.

Sebagai keluarga ‘ndeso (meminjam istilahnya mas Tukul) dan conservative (istilah yang agak lebih kerenan lagi) hahaha… Aku dibesarkan dalam tatanan keluarga yang normative ditambah label kekristenan dan per-adat-an batak, maka konsep yang tertanam dalam kehidupanku menikah adalah sekali seumur hidup, pasangan hidup adalah satu untuk selamanya.

Melihat kehidupan masa kecil kami yang tidak semudah “sinetron” (khususnya Indonesia). Bapak ku adalah tipikal pria kasar dan serampangan (istilah aku untuk orang yang tidak punya perhitungan matang baik dalam berbicara juga berpakaian), bahasa betawinya: ngasal beud. Tapi bapak adalah pria pencinta keluarga, konon ~malah sejarah bisa membuktikan~  ketika kami masih kecil-kecil, sekalipun dalam keadaaan mabuk (kebiasaan bapak sejak sebelum menikah, kata orang sih), bapak tidak pernah sekalipun lupa dan lalai memebungkus ke-4 anak gadisnya dengan baju-baju tebal (tanah kelahiran kami –siborong-borong- terkenal sebagai daerah pegunungan yang super dingin). Dan kemudian mengendong ke-4 kami secara bersamaan, dan ini menjadi trade mark bapak kemudian. Bapak si pemabuk adalah penjaga 4 anak perempuan yang telaten, “bahkan jauh lebih telaten daripada  saya” kata mama kami.

Kembali ke Unfaithful… kita tau apa yang terjadi kemudian. Di daerah baru ini yang karena ketidak sengajaan, si ibu muda ini berkenalan dengan seorang mahasiswa perantau yang romatis. Kemudian, yeah…standardlah jangankan film Indonesia kalau ada  pasangan kemudian tiba-tiba muncul tokoh lain, ~yang kegagahan/kecantikan nya sebanding dengan si tokoh utama~ maka yang terjadi selanjutnya adalah: kalau gak cinta lokasi ya perselingkuhan. Nah demikian juga dengan dengan film Hollywood balutan Adrial Lyne ini, ya kata internet sih emang doi specialist film-film keren model ginian (see the triler in youtube).

Teringat penemuan kata crime passionate yang ‘katanya’ bermakna: tindakan kejahatan yang dilakukan secara sadar dan atau tidak atas dasar dorongan passion/keinginan/gairah yang beraroma cinta (ringkasan aku sih begitu). Maka kemudian Mr. Summer (Richard Gere) membunuh si pria muda ini karena –akhirnya- dia tau pria ini pernah bercinta dengan Mrs. Summer. Kalau ini sinetron buatan Indonesia mungkin aku akan cepat bilang: si ini salah, si ini nyebelin, si ini bener,, yeah jujurlah anak ku yang SD juga bisa kok nebak-nebak sintron Indonesia by tik-tok.. *menjentikan jari* (maaf ya temen-teman pencinta sinetron,, maaaaffff..hehehe).

Tapi di film ini yang walaupun aku tidak ‘familiar’ apalagi bersahabat dengan kalimat ‘selingkuh’ dan lebih terbiasa hidup dengan norma-norma keluarga cemara, makan gak makan asal kumpul, pernikahan adalah 1 hal yang absoloute, berzinah sudah pasti dosa (buat ‘dosa’ ini aku tetap bilang yah Mrs. Summer sudah berdosa dengan Pria muda ini), tapi sampai film ini berakhir aku merasa tidak tau harus berpihak pada siapa.

Mr. dan Mrs, Summer memang keluarga bahagia dan berkecukupan (soal ini -sebagai orang Indonesia- rasanya aku perlu mengingatkan kalau mereka tidak kekurangan masalah financial). Tapi tidak ada persahabatan dalam pernikahan mereka, tidak ada pertukaran pikiran  didalamnya, tidak kelihatan keterikatan ~kecuali atas dasar anak~ diantara Mr. dan Mrs. Summer.

Padahal kelihatan sejak pertama kali pindah pun Mrs. Summer sudah menunjukan ketidak nyamanannya, tapi Mr. Summer terlalu sibuk untuk perduli. Ketika dalam kegamanagan situasi muncul tokoh penuh cinta (orang yang tepat disaat yang tidak akan pernah tepat.. My view for perselingkuhan)...   yang membuat Mrs. Summer seperti kembali ke masa mudanya lagi,, ngg, hmm.. She’s just not  made of stone. It’s not right but it’s just a human nature. Rasa di-manusia-kan.

Ketika si pria muda mati terbunuh, akupun masih tak tau harus memihak siapa. Mr. Summer melakukanya karena crime passionate, tapi kenapa dia tidak perduli ketika dia sadar dia memiliki istri cantik yang seharusnya membutuhkan a lot of passionate dalam hubungan berkeluarga. Seolah menjelma menjadi Mrs. Summer (ceile,, hahaha) aku seperti merasakan ketakutan dan rasa cinta yang berbaur menjadi warna abu-abu, menyadari pria yang menjadi pendamping hidupnya selama ini, pria yang adalah bapak anaknya telah membunuh seorang pria yang sesaat telah memberinya "warna" dalam kekakuan hidup yang dijalaninya. What should I devote in short??,,,, #Galau# hehehe…
       

2 komentar:

  1. may..kyknya fimnnya bagus tuh ya..
    may u py bakat nulis euy.good

    BalasHapus
  2. hay hay hay...asyikkk ka' Nita mampir,, cari aja CD nya Ka' then perasaan lo bakal sama kayak gw. Kasian tapi kesel tapi sedih sama ke-3 tokoh ini,,*so sweet dech pokoknya*

    BalasHapus