Aku teringat kembali film
ini waktu tanpa sengaja menemukan kalimat Crime
passionate disalah satu status FB teman.
Walau bergaya garang aku sangat suka film-film drama apalagi drama keluarga dan
menurut aku film Unfaithful ini termasuk category film Keluarga. Aku menonton
film ini sekitar 3-4 tahun lalu dilayar kaca karena ketidak sengajaan, makanya
gak tau plolog dan permulaannya. Yang aku tau adalah ketika si bapak (actor gaek
nan ganteng Richard Gere) naik jenjang karir dan mengajak si Istri (Diane Lane,
yang digambarkan sebagai ibu muda) ~tapi melihat bagaimana biasanya “mudanya”
ibu-ibu di per-sinetron-an Indonesia maka sebenarnya aku tidak terlalu ‘melihat’nya
sebagai ibu muda~ untuk pindah kedaerah baru. Si istri sebenarnya sudah
menunjukan keengganannya untuk pindah, selalin situasi baru, dia merasa tidak
cukup pintar bergaul,, then (menurut
aku sih..) Si istri sudah menunjukan ‘keragu-raguan’ ketika harus pindah. Tapi
seperti umumnya sebuah kondisi ketika hanya salah satu pihak yang bekerja maka ‘yang
tidak bekerja’ harus mengalah.
Sebagai keluarga ‘ndeso
(meminjam istilahnya mas Tukul) dan conservative (istilah yang agak lebih
kerenan lagi) hahaha… Aku dibesarkan dalam tatanan keluarga yang normative ditambah
label kekristenan dan per-adat-an batak, maka konsep yang tertanam dalam
kehidupanku menikah adalah sekali seumur hidup, pasangan hidup adalah satu
untuk selamanya.
Melihat kehidupan masa
kecil kami yang tidak semudah “sinetron” (khususnya Indonesia). Bapak ku adalah
tipikal pria kasar dan serampangan (istilah aku untuk orang yang tidak punya perhitungan
matang baik dalam berbicara juga berpakaian), bahasa betawinya: ngasal beud.
Tapi bapak adalah pria pencinta keluarga, konon ~malah sejarah bisa membuktikan~
ketika kami masih kecil-kecil, sekalipun
dalam keadaaan mabuk (kebiasaan bapak sejak sebelum menikah, kata orang sih),
bapak tidak pernah sekalipun lupa dan lalai memebungkus ke-4 anak gadisnya dengan
baju-baju tebal (tanah kelahiran kami –siborong-borong- terkenal sebagai daerah
pegunungan yang super dingin). Dan kemudian mengendong ke-4 kami secara
bersamaan, dan ini menjadi trade mark
bapak kemudian. Bapak si pemabuk adalah penjaga 4 anak perempuan yang telaten, “bahkan
jauh lebih telaten daripada saya” kata
mama kami.
Kembali ke Unfaithful…
kita tau apa yang terjadi kemudian. Di daerah baru ini yang karena ketidak
sengajaan, si ibu muda ini berkenalan dengan seorang mahasiswa perantau yang
romatis. Kemudian, yeah…standardlah jangankan film Indonesia kalau ada pasangan kemudian tiba-tiba muncul tokoh lain, ~yang
kegagahan/kecantikan nya sebanding dengan si tokoh utama~ maka yang terjadi selanjutnya
adalah: kalau gak cinta lokasi ya perselingkuhan. Nah demikian juga dengan
dengan film Hollywood balutan Adrial Lyne ini, ya kata internet sih emang doi specialist
film-film keren model ginian (see the
triler in youtube).
Teringat penemuan kata crime
passionate yang ‘katanya’ bermakna: tindakan kejahatan yang dilakukan
secara sadar dan atau tidak atas dasar dorongan passion/keinginan/gairah yang
beraroma cinta (ringkasan aku sih begitu). Maka
kemudian Mr. Summer (Richard Gere) membunuh si pria muda ini karena –akhirnya-
dia tau pria ini pernah bercinta dengan Mrs. Summer. Kalau ini sinetron buatan
Indonesia mungkin aku akan cepat bilang: si ini salah, si ini nyebelin, si ini
bener,, yeah jujurlah anak ku yang SD juga bisa kok nebak-nebak sintron
Indonesia by tik-tok.. *menjentikan jari* (maaf ya temen-teman pencinta
sinetron,, maaaaffff..hehehe).
Tapi di film ini yang
walaupun aku tidak ‘familiar’ apalagi bersahabat dengan kalimat ‘selingkuh’ dan
lebih terbiasa hidup dengan norma-norma keluarga cemara, makan gak makan asal
kumpul, pernikahan adalah 1 hal yang absoloute, berzinah sudah pasti dosa (buat
‘dosa’ ini aku tetap bilang yah Mrs. Summer sudah berdosa dengan Pria muda ini),
tapi sampai film ini berakhir aku merasa tidak tau harus berpihak pada siapa.
Mr. dan Mrs, Summer memang
keluarga bahagia dan berkecukupan (soal ini -sebagai orang Indonesia- rasanya
aku perlu mengingatkan kalau mereka tidak kekurangan masalah financial). Tapi tidak ada persahabatan
dalam pernikahan mereka, tidak ada pertukaran
pikiran didalamnya, tidak
kelihatan keterikatan ~kecuali atas dasar anak~ diantara Mr. dan Mrs. Summer.
Padahal kelihatan sejak
pertama kali pindah pun Mrs. Summer sudah menunjukan ketidak nyamanannya, tapi
Mr. Summer terlalu sibuk untuk perduli. Ketika dalam kegamanagan situasi muncul
tokoh penuh cinta (orang yang tepat disaat yang tidak akan pernah tepat.. My view for perselingkuhan)... yang
membuat Mrs. Summer seperti kembali ke masa mudanya lagi,, ngg, hmm.. She’s just not made of stone. It’s not right but it’s just a
human nature. Rasa di-manusia-kan.
Ketika si pria muda mati
terbunuh, akupun masih tak tau harus memihak siapa. Mr. Summer melakukanya
karena crime passionate, tapi kenapa dia tidak perduli ketika dia
sadar dia memiliki istri cantik yang seharusnya membutuhkan a lot
of passionate dalam hubungan berkeluarga. Seolah menjelma menjadi Mrs.
Summer (ceile,, hahaha) aku seperti merasakan ketakutan dan rasa cinta yang
berbaur menjadi warna abu-abu, menyadari pria yang menjadi pendamping hidupnya
selama ini, pria yang adalah bapak anaknya telah membunuh seorang pria yang
sesaat telah memberinya "warna" dalam kekakuan hidup yang dijalaninya. What should I devote in short??,,,, #Galau#
hehehe…
may..kyknya fimnnya bagus tuh ya..
BalasHapusmay u py bakat nulis euy.good
hay hay hay...asyikkk ka' Nita mampir,, cari aja CD nya Ka' then perasaan lo bakal sama kayak gw. Kasian tapi kesel tapi sedih sama ke-3 tokoh ini,,*so sweet dech pokoknya*
BalasHapus