19 Jan 2012

Rok, Payudara dan Mr. Bean

Alasan pertama gue pakai rok bukanlah alasan ‘kewanitaan’ tapi alasan TENAGA. Sebagai perempuan bekerja tanpa pembantu, selepas bekerja dikantor gue masih harus disibukan lagi dengan pekerjaan rumah tangga. Mencuci adalah bagian kecil yang lumayan berat diantara setumpuk pekerjaan berat rumah tangga lainnya. Dengan perhitungan logika gue: 1 potong celana sama dengan 3 potong rok untuk  ‘berat baju kotor’ itulah sebabnya mengapa gue  memakai rok dan akhirnya menjadi terbiasa      dan ternyata I am in love with rok dan kemudian banyak orang mengenali gue dengan ‘seragam’  rok.

Sampai hari inipun gue masih ‘berdebat’ alot soal rok dengan suami,,, iya sih jauh agak garing dari pada 10 dan 5 tahun yang lalu, super alot, sangat ulet, benar-benar kalit dan akan selalu berakhir di debat kusir. Thank God apa Why God I don’t have a model body —karena menurut  gue semua rok yang  gue pakai akhirnya (harus) yang standard dan cenderung ke’emak-emak-an (sesuai body cyin, hehehe)—coba kalau body gue yahudd.. hmm, berasa Kim Kardashian kalee,  maka besar kemungkinan gue bakal hobi dengan rok-rok sepan pendek,, kwkwkw  *semoga yang bagian ini tidak terbaca suami*,,#luf you dear... hihihi
So thank God khan??  

Apa yang salah dengan rok??  tidak ada yang salah kecuali dipakai ditengah-tengah laki-laki yang matanya jelalatan: Kata suami gue.  Kisah gue: beberapa orang dinamai berbeda tapi terkadang terdengar lafalnya sama.  Misalnya: waktu gue SMP, adalah teman gue bernama Anwar, Anshor dan Anhar sedangkan nama gue Mawar.. terlihat jauh di ejaan khan, tapi waktu dipangil kita semua sering lho kesaru (tanpa NG ya, saru,,) lu mau bilang gue budek, cobalah ada disana -mid of 90’an- bahkan teman-teman yang mendengar juga sering salah menunjuk.  Weee,,, :p

Artinya: seperti alaminya kami menjawab ketika bunyi itu ter-lafal padahal sebenarnya beda (sama sekali), demikianlah naluri laki-laki ‘suka’ melihat rok bahkan ketika kami perempuan tidak ada minat menggoda.  Seperti gue tidak bisa mengkontrol setiap mata yang melihat gue, kalian para lelaki juga tidak bisa semudah itu ‘membatasi’ kami (gue-lah dalam hal ini) soal pakaian.

Ini juga. Dada perempuan memang Tuhan ciptakan dengan bentuk menyembul,, gak ada yang salah khan? toh dari bayi kita sudah melihatnya.. (tentunya) dengan kacamata yang berbeda, nah ini masalahnya ketika kacamata maunya dicocokin dengan ‘selera’ pribadi. Terjadilah clash itu,, Beberapa orang bahkan ketika sudah berpakaian ‘sopan’ pun sering tanpa sadar ‘memperlihat’kan daerah sensual ini… Lalu kenapa, apakah ini kesalahan, keteledoran (some maybe yes…), tapi tidak sedikit ini hanyalah  ‘kecelakaan’ dan please jangan MENILAI KAMI PEREMPUAN hanya dari  potongan kecil dari keseluruhan kesopanan yang sudah kami bentuk dengan bersusah payah,,,

Ketika gue bergerak, sesekali rok memang akan menghadirkan sensasi sendiri buat para lelaki untuk menoleh.Tapi buat gue —sekali lagi menurut gue— sejauh ini rok yang gue pakai adalah masih dalam batasan rok kerja kok, gak sampe 10-15cm diatas lutut, dan (biasanya) suami gue akan komplen “waktu kamu jalan rok akan ikutan terangkat”.. ya betul, tapi memang begitulah cara kerja rok bertemu dengan gerakan kaki, toh kerjaan gue bukan jalan-jalan dikantor. 

Lebih sensasional kalau naik turun tangga, kalaupun gue harus naik-turun tangga sesekali dan beberapa kali ‘mata iseng’ melihat what can I do. I am not going to have a fashion show at the stair man!!! Dan gue tidak bekerja diatas tangga. Ganti ke celana panjang dan jeans, setuju but Dear.. gue cewek dan rok is my nature’s call, dan untuk kesekian kalinya “gue masih (akan selalu) menikmati memakainya”. Salah kah??

Please dey ini bukan adegan Mr. Bean yang ketuker celana panjangnya dengan rok orang di tempat laundry dan kemudian dia harus mengatur jalannya supaya rok tersebut kelihatan seperti celana.  That’s the way of Rok, that’s the way of woman when we want to look more feminism, dan (seperti) kami juga ‘terpaksa’ memaklumi mata-mata kalian laki-laki yang tidak kami undang. So maklumi kami yang masih mengenakan rok (dalam batasan yang masih normal) ini.

 —kalau mau membahas soal celana super pendek dan rok super pendek yang musim sekarang— when my heart beating I will share my opinion. Memang secara naluri, gue termasuk perempuan yang cukup terganggu dengan pemakaian pakaian yang super mini ditempat-tempat yang  terlalu umum.
TAPI generally ini 'TETAP' bukan alasan untuk menjadikan perempuan sebagai Objek !!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar