Karena memang dirumah ‘mahluk’ yang paling
ditakuti adalah aku. (hampir sama dengan ’golongan’ kuntilanak kali, so cucok lah buat nakutin anak-anak,,, hahaha) Maka aku segera “mendelik” dan menyuruh si kakak untuk
makan.
“Perut Jane sakit dari kemarin”, keluhnya
“Perut Jane sakit dari kemarin”, keluhnya
“Main ujan-ujanan sih!”, semburku.
“Engga, bukan mules gitu ,ini sakitnya lain. Rasanya akit
aja dari kemarin” timpalnya lagi.
No excuse, malas mendengar alasanya, kuberikan delikan ke
dua. Dengan langkah berat si Kakak bangun dan menuju dapur.
“Dek jangan-jangan anaknya mau haid, soalnya dari
kemarin bilang sakit perut mulu”
“Oh iya juga ya, ya udah entar aku tanya deh”
balasku, kok aku gak mikir sampe situ ya.
Besoknya lagi, karena kemudian aku lupa untuk
menanyakannya kemarin.
“Kakak kamu haid ya?” tanyaku (sok tau) padahal
karena –kesadaran– suami.
“Iya” jawabnya malu-malu
“Yaa kamu gimana sih, bukanya ngomong” kataku –agak mirip omelan sih–
“Habis mamanya gak pernah sendirian, Jane juga mau
ngomong dari kemarin”
Oh ya kemarin aku sibuk membantu adikku membuat
kue (padahal natal dan tahun baru sudah lewat khan). Dan lusa kemarin malam
suamiku sudah mengingatkan aku, tapi aku lupa..
Sadar memang aku semakin sering lupa, buru-buru aku
masuk kamar dan mengajari si kakak cara syarat dan ketentuan penggunaan ‘perangkat’
wanita itu. Hehehe
Dengan tatapan dan gelengan kepalanya, aku tau
suamiku ‘menegor’ ku dengan caranya, dan dengan senyum menyeringai ku jawab dengan –tidak mau kalah– “khan gue
emaknya pak”.
As I
ever wrote before, suami ku memang sering lebih tau but anyway
“I am still a mommy”.
Isn’t it?? Hahahaha…
Isn’t it?? Hahahaha…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar